[PORTAL-ISLAM.ID] MEDAN - Lembaga Survei dan Sosialisasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (LSS UINSU) melakukan survei atas dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Medan, yang akan bertarung dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada), pada 9 Desember 2020.
Direktur Eksekuti LSS UINSU Medan, Salahuddin Harahap mengatakan, survei oleh LSS dalam rentang waktu 21-23 Oktober 2020, menggunakan metode multistage random sampling, dan menempatkan sebanyak 408 responden dengan margin of error sebesar kurang dari 5 persen.
“Kita mencari elektabilitas pasangan Akhyar Nasution - Salman Alfarisi dan Bobby Nasution - Aulia Rachman. Pasangan Bobby - Aulia meraih 31,4 persen mengungguli Akhyar - Salman yang memperoleh 20,8 persen,” ujar Salahuddin melalui keterangan tertulisnya, Selasa (27/10/2020).
Salahuddin mengungkapkan, modal elektoral yang dimiliki pasangan Bobby - Aulia tersebut, membuat rival dalam kontestasi pilkada, Akhyar - Salman, memerlukan usaha ekstra untuk mengejar ketertinggalam.
Meski demikian, dosen UINSU Medan itu menyebutkan, bahwa masyarakat pemilih di Medan masih didominasi pemilih ragu-ragu (swing voter). Angkanya cukup tinggi yakni 41,7 persen. Sedangkan pemilih yang tidak mau tahu atau golongan putih (Golput) mencapai sekitar 6,1 persen.
“Pemilih ragu-ragu berada pada angka 41,7 persen. Persentasi ini cukup besar untuk menjadi perhatian kandidat selama 35 hari depan. Perlu kerja super ekstra untuk meyakini masyarakat atas keraguannya dalam menentukan pilihannya pada pelaksanaan pemungutan suara,” kata Salahuddin.
Dalam survei LSS UINSU, kata dia, juga ditemukan mayoritas masyarakat Kota Medan atau 60,4 persen masyarakat Kota Medan mengharapkan Walikota-Wakil Walikota Medan Periode 2020-2025 mampu membuka lapangan kerja seluas luasnya.
“Sekitar 60,4 persen masyarakat Kota Medan berharap bahwa Walikota-Wakil Walikota Medan 2020-2025 dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” jelasnya.
Menurutnya, validasi data sampel dilakukan dengan membandingkan karakteristik demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan populasi yang diperoleh melalui data sensus (BPS) terakhir.
Sementera itu, stratifikasi populasi pemilih dikelompokkan berdasarkan lingkungan yang ada di kelurahan di Kota Medan yang telah diambil secara acak (random). “Selanjutnya sampel dipilih secara berjenjang di masing-masing strata di kelurahan dan lingkungan,” sebutnya.
Sumber: BeritaSatu