Strategi Komunisi Anies Baswedan
Oleh: Dian Anggraeni Umar (Pakar Komunikasi)
Gara-gara Pak Anies memajang foto sedang membaca buku ‘How Democracies Dies’, netizen ikut-ikutan mengunggah foto sedang membaca buku. Terlepas apakah buku itu dibaca atau hanya sekedar dipakai properti untuk berfoto hehehe... tidak apa-apa. Minimal anda semua ikut mempopulerkan budaya membaca.
Ide Gubernur kita memang cerdas menginspirasi masyarakat untuk kembali berliterasi. Terlebih budaya membaca di negara kita sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Parah sekali kan.
Para CEO sukses dunia selalu meluangkan waktu untuk membaca buku-buku berkualitas. Mereka rata-rata membaca 60 buku per tahun. Bill Gates membaca 50 buku/tahun. Mark Kuban menghabiskan waktu 3 jam per hari untuk membaca. Warren Buffet orang terkaya nomor dua di dunia menyarankan, “Baca 500 halaman…setiap hari. Itulah bagaimana pengetahuan bekerja. Dia bertumbuh, bunga berbunga. Semua orang dapat melakukannya, tapi saya garansi tidak banyak yang mau melakukannya.”
Pak Anies tidak hanya fasih dalam berkomunikasi dengan publiknya, beliau juga trendsetter yang baik. Menyampaikan pesan tidak harus selalu dengan kata-kata, menggunakan simbol seperti buku yang dibaca Pak Anies, pesan bisa menjadi lebih bermakna dan lebih persuasif.
Itulah kelebihan seorang Anies Baswedan yang tidak dimiliki oleh pejabat-pejabat publik lainnya di republik ini.
Rocky Gerung mengoleksi sekitar 3000-an buku. Hampir semua dinding rumahnya dihiasi buku-buku berkualitas. Saya sih baru punya 600 buku saja... hehehe...
Jadi kapan anda akan mulai membiasakan membaca buku dan berapa banyak buku yang akan anda baca dalam setahun? 😁
___
*Penulis adalah Communication Strategist & Founder dari Holistic Reputation Advisory.
Gara-gara Pak Anies memajang foto sedang membaca buku ‘How Democracies Dies’, netizen ikut-ikutan mengunggah foto sedang...
Dikirim oleh Dian Umar pada Senin, 23 November 2020
