[PORTAL-ISLAM.ID] Dengan lantang dan berapi-api, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab meminta setop mengkriminalisasi ulama dan aktivis sebagai salah satu syarat rekonsilisasi dengan pemerintah.
Habib Rizieq menegaskan ulama beserta santri berkontribusi melahirkan NKRI. Menurut dia, ulama dengan pondok pesantrennya lebih tua dari usia negeri ini.
Rizieq mengatakan, ulama dan santri sudah eksis ratusan tahun sebelum munculnya Indonesia. Dalam perjuangan kemerdekaan, ulama dan santri juga punya kontribusi. Untuk itu, Imam Besar FPI itu meminta agar pemerintah memahami posisi ulama dalam perjalanan kebangsaan ini.
“Sebelum NKRI ada, jauh jauh sebelum ada Indonesia, tentara polisi, parpol, buka sejarah siapa yang lawan penjajah? ulama dan santri,” ujar Habib Rizieq dikutip dari siaran Youtube Front TV, Kamis (12/11/2020).
Tokoh sentral FPI itu mencontohkan beberapa pondok pesantren yang jauh lebih tua dari usia negara Indonesia, yaitu Pondok Pesantren Mustofawiyah di Sumatera yang usianya ratusan tahun, Pondok Pesantren Sidogiri Jawa Timur usianya kurang lebih 300 tahun. Selanjutnya Pondok Pesantren Tambak Beras usianya 200 tahun.
“Artinya duluan pesantren atau NKRI? Pejabat sekarang atau kyai? Jadi jangan begitu sudah merdeka dapat jabatan, gaji tinggi, enak-enakan. Eh ulama dikriminalisasi iyeee…jadi keluar lagi udah kangen tahun 3,5 nggak keluar-keluar (ngomong ulama dikriminalisasi iyeee),” ujar Habib Rizieq dengan canda di ujungnya.
Habib Rizieq sepakat dengan ujaran dari KH Syukron Mamun, bahwa ulama kritis jangan dikriminalisasi tapi diajak bicara gitu lho.
Sebelumnya Habib Rizieq membuka pintu rekonsiliasi dengan pemerintah Jokowi dengan syarat dibuka dengan dialog dan setop kriminalisasi ulama dan aktivis.
Dalam ceramahnya di depan pendukungnya di Markas Petamburan, Jakarta, Habib Rizieq menekankan agar pintu dialog dibuka luas supaya terwujud rekonsiliasi.
Tanpa dialog, kata Habib Rizieq, mustahil rekonsiliasi terwujud. Selain itu, Habib Rizieq menyindir pemerintah yang dinilai main tangkap kubu yang beda pendapat dengan pemerintah.
“Kalau beda pendapat jangan main tangkap, jangan main ditersangkakan. Beda pendapat ayo duduk bersama adu agumentasi, adu alasan, siapa yang kuat. Ini perlu dibuka pintu dialog. Teriak-teriak rekonsiliasi, mana mungkin digelar tanpa ruang dialog dibuka. Buka dulu pintu dialognya baru rekonsiliasi,” jelas Habib Rizieq dikutip dari siaran Front TV.
Habib Rizieq meyakini mereka para pengkritik pemerintah umumnya bukan cuma ngegas ke pemerintah saja. Pengkritik biasanya selain kencang kritik tapi juga punya solusi. Makanya dia meminta pemerintah tak alergi dengan para pengkritik.
“Pengkritik itu umumnya punya solusi. Pelajari dong, kalau baik diamankan, tak perlu membuat kegaduhan tingkat nasional,” katanya.
Imam Besar FPI itu sepakat dengan adanya dialog dengan pemerintah. Namun sebelum dialog dilaksanakan, Habib Rizieq mensyaratkan akhiri kriminalisasi ulama, aktivis serta buruh dan mahasiswa. Setop kriminalisasi.
“Kita siap rekonsiliasi, siap damai, ahlan wasahlan. Tapi bebaskan para habaib dan aktivis kita. Bebaskan Ustaz Abu Bakar Baasyir, Habib Bahar bin Smith, Dr. Syahganda Nainggolan, Anton Permana, Bambang Nur Hidayat. Bebaskan para buruh mahasiswa pelajar yang penuhi ruang tahanan,” ujar Habib Rizieq.
Setelah kriminaliasi itu dihentikan, Habib Rizieq siap dialog dengan pemerintah. Mau di mana pun kapan pun sampai berapa dialog dijadwalkan, Habib Rizieq bakal siap.
[FULL VIDEO]