[PORTAL-ISLAM.ID] ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menolak janji pertemuan dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, sebuah laporan media Turki mengatakan pada hari Senin (16/11/2020).
Pompeo berkunjung ke Turki dan berada di Istanbul pada Senin dan Selasa sebagai bagian dari tur tujuh negara.
Menlu Pompeo melakukan kunjungan ke Prancis, dan kemudian mengunjungi Turki, Georgia, Israel, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
“Topik pembicaraan akan berbeda-beda di setiap negara, (dengan) banyak hal berbeda untuk dibahas, tetapi saya yakin banyak dari mereka akan fokus pada upaya bersejarah pemerintahan ini untuk menempa perdamaian dan kerja sama di seluruh Timur Tengah,” ungkap Pompeo.
“Setelah Paris, Pompeo akan bertolak ke Istanbul, Turki, untuk bertemu dengan Patriark Ekumenis Konstantinopel, Bartholomew I, guna membahas masalah-masalah agama di Turki dan kawasan, dan untuk mempromosikan pendirian kuat kami soal kebebasan beragama di seluruh dunia,” kata pernyataan dari Departemen Luar Negeri AS.
Pompeo telah meminta untuk bertemu dengan Presiden Erdogan jika dia bersedia “berada di Istanbul” dan mendapat penolakan dari Kepresidenan, lapor media Haber Turk.
Dalam laporan sebelumnya, Bloomberg mengutip seorang pejabat Turki yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan Pompeo telah menolak undangan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu untuk pergi ke Ankara dan malah memaksa Cavusoglu datang ke Istanbul untuk menemuinya.
Berbicara kepada wartawan, pejabat AS berdalih gagalnya pertemuan itu sebagai “kesalahan penjadwalan”, menambahkan bahwa Pompeo “tidak tersinggung” karena tidak bertemu dengan pejabat senior Turki.
“Ini adalah masalah penjadwalan,” kata seorang pejabat senior AS kepada AFP. “Jadwal Presiden Erdogan bergeser dan kita sulit menyesuaikannya.”
Kunjungan Pompeo ke Turki dimulai dengan awal yang sulit karena Ankara menganggap tujuan Menlu AS itu tidak relevan untuk mengangkat masalah kebebasan beragama.
Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan sebelum kedatangan Pompeo, AS harus bercermin diri terlebih dahulu sebelum mengangkat masalah yang sama sekali tidak relevan mengenai kebebasan beragama di Turki.
Kementerian luar negeri Turki menyebut pokok bahasan kunjungan Pompeo “sangat tidak pantas”.
“Akan lebih baik jika Amerika Serikat berkaca dan menunjukkan kepekaan yang diperlukan terhadap pelanggaran hak asasi manusia seperti rasisme, Islamofobia dan kejahatan rasial di negaranya sendiri,” kata kementerian itu dalam pernyataan baru-baru ini.
Di Istanbul, Pompeo mengadakan pertemuan dengan Patriark Bartholomew, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks Yunani untuk mengekspresikan pendirian kukuh AS tentang kebebasan beragama.
"Suatu kehormatan yang luar biasa untuk bisa berada di sini," kata Pompeo kepada patriark itu.
Pompeo secara terbuka mengecam langkah Erdogan mengubah monumen Hagia Sophia di Istanbul menjadi masjid Juli lalu.
Puluhan warga Turki meneriakkan kata-kata, “Yankee pulang! (pergi sono!)” saat Pompeo akan mengadakan pertemuan dengan Patriark Bartholomew.
Kunjungan Pompeo berlangsung setelah pemilihan presiden AS yang memenangkan calon dari Partai Demokrat, Joe Biden, melawan Presiden dari Partai Republik Donald Trump.
Sulit untuk mengetahui apakah terpilihnya Joe Biden yang diberi ucapan selamat oleh Erdogan tiga hari setelah kemenangannya diumumkan media AS, ikut berperan dalam keruwetan itu.
Namun kegagalan Pompeo bertemu para pemimpin Turki berarti kegagalan Pompeo untuk membahas masalah yang serius dibicarakannya dengan Macron di Paris, Senin lalu.
Sumber: Turkinesia