Petamburan yang Membahana
Oleh: Nina Bahri*
Sudah sepekan lamanya informasi kepulangan Habib Rizieq Shihab (RHS) ke Tanah Air menjadi perbincangan khalayak ramai. Ini pula yang membuat masyarakat dari berbagai pelosok berkeinginan menjemputnya langsung dari Bandara Soekarno Hatta. Sudah menjadi kebiasaan umat untuk saling kompakan untuk bisa datang bareng.
Semisal Sofia dari Lampung Selatan. Dia dan rombongannya yang tergabung dalam grup MPI atau Mujahidah Pembela Islam bergerak langsung memesan bus.
Rombongnan berjumlah 200 orang itu sejak Senin sore telah berangkat dari Lampung. Tiba di Jakarta pukul 02.00 Selasa dini hari dan langsung bergerak menuju di Bandara Soekarno Hatta.
Berniat mau beristirahat dan sholat di mesjid bandara ternyata oleh petugas mesjidnya ditutup dan dimatikan lampunya. Para emak itu sempat beradu debat dengan petugas.
Sofia dan teman-temannya akhirnya kembali beristirahat di dalam bus hingga subuh. Rasa penat pun hilang menjadi kegembiraan tatkala mendengar pesawat dari Jeddah telah mendarat di landasan pacu Bandara Soekarno Hatta.
Lain lagi Faisal, pria pengusaha konveksi ini bersama 32 temannya mereka datang dari Demak sejak Senin sore. Mereka hanya ingin langsung ke Petamburan posko FPI.
Begitu juga ribuan santri dari berbagai daerah serta pengagum HRS.
Ada yang langsung ke bandara ada yang hanya ingin ke Petamburan tapi kedatangan umat menyambut Imam Besar Habib Rizieq Shihab atau HRS memang fenomenal. Yang belum pernah terjadi di Indonesia.
Adanya pengerahan pasukan tuk pengamanan bandara tidak menciutkan nyali umat yang telah berbondong bondong datang dari Jabodetabek hingga berbagai daerah.
Banyak juga dari Malaysia. Mereka datang dengan pesawat sehingga tidak terkendala kemacetan. Lain dengan rombongan bermobil di mana mereka harus beradu otot dengan aparat karena mereka dilarang masuk.
Termasuk insiden larangan memasuki mesjid bandara oleh petugas keamanan. Setelah jam 3 dini hari baru umat bisa memasuki mesjid dan melakukan zikir di sana hingga subuh menjelang.
Hingga Senin malam info aksi larangan tersebut ramai muncul di WAG dan media sosial. Akibatnya banyak yang nekat berjalan kaki berkilo-kilo meter tuk tetap bisa masuk bandara. Tetapi menjelang subuh kehadiran (mungkin) jutaan orang ke bandara membuat aparat akhirnya membiarkan massa masuk menjemput imam besar mereka.
HRS tiba beberapa menit sebelum pukul 9 pagi dengan empat orang putrinya dan istri tercinta, Syarifah. Histeria tak terhindarkan. Umat yang rindu dengan imam mereka yang terusir selama 3,2 tahun di Makkah membuat suasana sangat mengharukan. Teriakan nama Habibana dan takbir bersahut sahutan.
Shalawatan pun bergema menyambut HRS. Di mobil yang terbuka atasnya muncul sosok HRS yang terus tersenyum dan itu berlangsung berjam jam hingga mereka tiba di daerah Petamburan Jakarta.
Rasa cinta kepada Imam Besar HRS membuat mereka banyak yang nekat berjalan kaki dari bandara hingga Petamburan.
Di sekitar Petamburan ternyata umat yang menanti juga sangat banyak. Spanduk bergambar HRS terpampang di mana mana. Keramaian sangat luar biasa ditambah banyaknya pedagang yang pergunakan kesempatan itu tuk mencari uang.
Tim medis tim makanan semua tumplek menanti kedatangan HRS di daerah Petamburan. Di dekat markas FPI atap rumah, pohon hingga tiang listrik pun menjadi pijakan orang orang agar bisa melihat HRS secara lebih jelas.
Dan saat tiba di markas FPI sekitar pukul 2 siang HRS beristirahat sekitar setengah jam. Beliau dikhabarkan sempat mengalami dehidrasi.
Setelah makan siang, HRS langsung menemui tokoh tokoh agama, santri serta umat yang hadir di markas FPI dan menceritakan tentang dirinya yang dikriminalisasi.
Tanpa rasa Takut HRS mengaku tidak ada rekonsiliasi jika masih ada kezaliman. Bukan hanya itu tuk balik ke Indonesia sempat ada 3x upaya membatalkan tiket dari pihak tertentu.
HRS menceritakan masalah yang dihadapinya termasuk tudingan dirinya akan dideportasi dari Arab Saudi.
"Hidup saya sangat nyaman di sana, rezeki selalu ada dan anak anak saya malah bisa menghapal 20 juz Alquran. Saya juga berhasil menyelesaikan doktor saya," paparnya disambut takbir jamaah.
"Hanya karena ingin berdakwah makanya saya harus balik ke Indonesia," tegasnya.
Istri HRS Syarifah mengaku suaminya tidak ada rasa takutnya hingga kini. HRS sudah mewanti-wanti harus siap jika terjadi apa-apa dengan dirinya.