FB dan Ha-Er-Es
Oleh: Ustadz Abrar Rifai
Akhirnyaaa bisa lepas juga dari setrapan FB. Tak ada yang perlu memantik panik, apalagi membuat takut. Sebab fesbukan ini hanya main-main aja.
Sebelumnya sudah tiga kali akun saya ditutup. Bahkan satu di antaranya pernah ada yang berumur tak lebih dari satu jam. Ibarat bayi, baru lahir langsung dibunuh. Duh kejam sangat kau, Facebook! 🙂
Sebenarnya entah standard apa yang dipakai FB untuk membuat standard yang sama sekali tidak standard ini?
Tiada lain hanya karena memenuhi kepanikan rezim terhadap seorang tokoh yang dapat mengganggu segenap agenda kezalimamnya. Sungguh hanya ini, tak ada yang lain!
Sebab ini tidak terkait terorisme, pornografi, kejahatan perbankan, bukan juga cybercrime atau apa saja yang dapat mengancam kenyamanan publik.
Sedang Ha-Er-Es hanya mengancam kebebasan rezim. Beliau menjadikan rezim tidak leluasa berbuat semena-mena terhadap rakyat. Beliau dianggap gangguan terhadap segala upaya memusuhi Islam dan ulama.
Ha-Er-Es dianggap sandungan para neo komunis yang saat ini berupaya bangkit di sebalik kemenangan PDIP dan kekuasaan rezim Jokowi.
Ha-Er-Es juga dipandang sebagai orang yang mengganggu Pemerintah untuk memberikan penguasaan asing terhadap berbagai kekayaan Negeri.
Padahal sebenarnya kalau pemerintahan ini serius hanya berkerja untuk rakyat, tidak terlalu lebar membuka pintu terhadap kepentingan asing dan tidak membiarkan komunis bangkit, percayalah bahwa Ha-Er-Es akan anteng.
Saya bersaksi bahwa Habibana Eer-Es adalah orang yang sangat mencintai negeri dan bangsa ini. Maka, apapun upaya sebagian orang yang mencoba mempengaruhi beliau untuk makar, pasti beliau menolak!
Ha-Er-Es tentu siap membantu Pemerintah kalau memang pemerintah ini baik.
Ha-Er-Es itu bukan tidak pernah berkomunikasi dengan (urusan) Presiden ataupun utusan partai penguasa, tapi apa yang diinginkan beliau terkait kemaslahatan tak bisa dipenuhi.
Maka untuk itulah beliau memilih berseberangan. Sebab Pemerintah ini harus ada yang mengontrol. Terlebih lagi ketika saat ini Parlemen begitu lembek. Sebab mayoritas anggota DPR adalah penyokong Pemerintah.
Ha-Er-Es memilih berhadap-hadapan dengan Pemerintah, agar kezaliman yang diperagakan rezim tidak melampaui. Agar sumber daya alam tidak diobral murah kepada asing. Agar PKI dan Komunis sebagai partai dan ideologi terlarang tidak mendapat karpet merah.
Saya dan banyak lagi masyarakat yang lain bersukacita atas kepulangan Ha-Er-Es ke Tanah Air, karena beliau satu-satunya orang yang berani air laut itu asin, walau rezim dan para pendukungnya menyebutnya tawar.
(08/11/2020)
FB dan Ha-Er-Es Akhirnyaaa bisa lepas juga dari setrapan FB. Tak ada yang perlu memantik panik, apalagi membuat takut....
Dikirim oleh Abrar Rusdi Rifai pada Minggu, 08 November 2020