[PORTAL-ISLAM.ID] Salah satu tokoh NU, Ulil Abshar-Abdalla jengkel dengan pemerintah Jokowi. Lantaran suara-suara dan masukan NU yang menolak omnibus law UU Cipta Kerja tidak digubris, dianggap angin lalu oleh pemerintah.
Menurut Ulil, NU hanya didengar pemerintah kalau menyangkut soal anti-khilafah, anti-radikalisme.
"Ada kecenderungan yg menjengkelkan: NU tampaknya hanya didengar pemerintah kalau menyangkut isu anti-khilafah, anti-radikalisme. Tetapi begitu bersikap dlm soal2 keadilan sosial dan lingkungan, pemerintah ndak mau dengar," kata Ulil melalui akun twitternya, Jumat (9/10/2020).
"Isu2 anti-khilafah memang memperkuat kekuasaan Jokowi," tambah Ulil.
Seperti diketahui, jauh-jauh hari sebelum disahkan, PBNU sudah menyatakan menolak RUU Cipta Kerja.
PBNU kembali menegaskan penolakannya setelah RUU itu disahkan DPR.
PBNU tegas menyatakan UU Cipta Kerja hanya menguntungkan konglomerat kapitalis dan menindas rakyat.
“Hanya menguntungkan konglomerat, kapitalis, investor. Tapi menindas dan menginjak kepentingan atau nasib para buruh, petani, dan rakyat kecil,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat memberikan sambutan dalam Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta secara virtual, pada Rabu (7/10), seperti dikutip dari NU Online.
Namun, suara-suara NU ini tak digubris pemerintah Jokowi.
NU, kata Ulil, hanya dimanfaatkan pemerintah dalam isu-isu anti-khilafah anti-radikalisme.
Ada kecenderungan yg menjengkelkan: NU tampaknya hanya didengar pemerintah kalau menyangkut isu anti-khilafah, anti-radikalisme. Tetapi begitu bersikap dlm soal2 keadilan sosial dan lingkungan, pemerintah ndak mau dengar.
— Ulil Abshar-Abdalla (@ulil) October 9, 2020
Isu2 anti-khilafah mmg memperkuat kekuasaan Jokowi.