Para Designer Kerusuhan & Pembakaran mulai terkuak. Cara kerja systematis, cepat, akurat pilih lokasi fasum yang pembangunanya dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Sejumlah fasilitas umum di DKI Jakarta dirusak saat terjadinya demo menolak Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) pada Kamis, 8 Oktober 2020.
Gubernur Anies menyebut kerusakan paling parah terjadi di sejumlah halte milik PT TransJakarta. Sebanyak 17 halte dibakar dan dirusak dengan kerugian mencapai Rp45 miliar.
Ada gerombolan tertentu yang beroperasi disaat demo rakyat menolak Omnibus Law Cipta Kerja, tugasnya khusus menghancurkan fasilitas kota.
Gerombolan ini berpakaian hitam-hitam, mereka sangat cekatan, agresif, beringas dan brutal dalam menghancurkan properti Pemprov DKI.
Mereka tidak membawa poster atau spanduk penolakan Omnibuslaw Cipta Kerja. Mereka juga tidak berorasi tema apapun yang berkaitan dengan penolakan Omnibuslaw Cilaka. Yang mereka bawa adalah botol berisi bensin sebagai bom molotov untuk membakar.
Fisik mereka terlihat tegap, tinggi, kekar dan atletis. Wajah mereka tak terlihat karena tertutup, namun sorot matanya sangar dan garang.
Pengrusakan oleh gerombolan terlihat terorganisir, terencana, masif, tidak random, ada target fasum milik Pemprov DKI Jakarta yang disasar secara khusus, dan skala kerusakan juga besar karena disertai aksi pembakaran.
Bahkan menurut info masyarakat yang beredar di WAG, ada yang merasakan keanehan karena ketika mereka melihat kerusakan yang terjadi dari wilayah Pasar Senen sampai HI serta kawasan Salemba Cikini, sisa-sisa dari tindak anarkis perusakan tidak mengusik sedikitpun toko-toko dan tempat usaha kelompok tertentu.
Sepertinya ada 2 target aksi perusakan dan pembakaran fasilitas umum ini. Pertama, merusak reputasi Gubernur DKI.
Kedua, untuk memperburuk citra demonstran sebagai perusuh. Sehingga hilang simpati masyarakat. Akhirnya masyarakat tidak mendukung apa yang diperjuangkan aksi demonstrasi yaitu menolak UU Cilaka.
Tujuan mereka sepertinya berhasil. Lihat saja pemberitaan media-media dan TV yang akhirnya fokus pada demo rusuh merusak, bukan fokus pada bahayanya UU Cilaka.
Namun sepandai-pandainya mereka merancang, sedikit demi sedikit mulai terkuak.
Dari foto-foto yang beredar, pembakar ini memang sangat "profesional".
Selain menutup wajah, berpakain serba hitam, juga pakai sarung tangan khusus tangan kanan.. karena disitulah letak sidik jari. Jadi mereka sudah mempersiapkan untuk tidak meninggalkan sidik jarinya di TKP.
Untuk membongkar jati diri pelaku pembakaran Halte TransJ yang tertangkap kamera, Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Naufal Firman Yursak di akun twitternya menawari hadiah iphone bagi siapa saya yang tau.
"Yang bisa dapat identitas 2 orang ini gw belikan iphone," kata Naufal Firman Yursak di akun twitternya @firmanyursak, Sabtu (10/10/2020).
Naufal melampirkan foto-foto.
Yang bisa dapat identitas 2 orang ini gw belikan iphone https://t.co/Z7x89Yb4yN
— Naufal Firman Yursak (@firmanyursak) October 10, 2020
Tau bgt sm soal sidik jari ya, liat aja tangan kanan pake kaos tangan smtr yg kiri tidak
— sarmila (@dhiantahkim) October 10, 2020
Klu liat dari tas yg bawa api sih 😊
— Asli_Sunda (@blackID6789) October 10, 2020
Jawab sendiri deh....
Kode sandi sarung tangan dipke sebelah kanan...
— Tri Abdisyah (@TAbdisyah) October 10, 2020