[PORTAL-ISLAM.ID] Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin dinilai telah lupa bahwa dirinya pernah berada di jalanan menjadi seorang demonstran.
Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution menilai Ngabalin tidak pantas menyebut para pengunjuk rasa sebagai sampah. Sebab, yang bersangkutan juga pernah berada pada posisi sebagai demonstran.
Bahkan dalam catatannya sebagai seorang wartawan, Syahrial mengingat bahwa di tahun 2001 lalu Ngabalin adalah kordinator lapangan aksi menuntut Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid dicopot.
“Teman-teman wartawan yang pernah bertugas/ditugaskan menjelang SI MPR 2001 yang melantik Megawati menjadi Presiden ke-5 RI, pasti ingat sama Ali Ngabalin. Dia salah satu korlap aksi menuntut Gus Dur dicopot,” kata Syahrial Nasution yang merupakan mantan jurnalis JawaPos Grup di akun Twitter pribadi, Rabu (14/10/2020).
Pernyataan Syahrial Nasution ini menanggapi ucapan Ali Mochtar Ngabalin kepada peserta Aksi 1310 yang didominasi alumni 212. Di mana tak jarang para demonstran menuntut agar presiden segera mundur.
“Berteriak-teriak meminta presiden mundur, sampah namanya itu. Itu yang Abang bilang sampah. Belum lagi para perusuh," ucap Ngabalin kepada wartawan.
"Itu namanya sampah demokrasi. Tujuan apa (yang) mereka maksud? Berteriak atas nama UU Cipta Kerja, tapi ujung-ujungnya berteriak Presiden mundur. Lu siapa? Mulut-mulut sampah, mulut-mulut comberan. Lu siapa sih? Emang kau siapa, organisasi apa kau? Mau sok-sok minta Presiden mundur,” tambah Ngabalin. [RMOL]
Teman2 wartawan yg pernah bertugas/ditugaskan menjelang SI MPR 2001 yg melantik Megawati menjadi Presiden ke-5 RI, pasti ingat sama Ali Ngabalin. Dia salah satu korlap aksi menuntut Gus Dur dicopot
— syahrial nasution (@syahrial_nst) October 14, 2020
Di Pagar Istana, Ngabalin Sebut Pedemo Sampah Demokrasi https://t.co/tXOOkyK8Po