[PORTAL-ISLAM.ID] Beberapa hari setelah kesepakatan normalisasi dengan Israel, pemerintah Sudan akan segera merasakan manfaat dari menghangatnya hubungan kedua negara.
Hal tersebut dapat dilihat dari pengumuman yang disampaikan oleh kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (25/10) waktu setempat. Mereka mengatakan bahwa negaranya akan mengirim gandum senilai lima juta dolar AS ke Sudan sebagai bagian dari kesepakatan damai kedua negara.
“Kami menantikan perdamaian yang hangat dan segera mengirimkan gandum senilai 5 juta dolar AS kepada teman-teman baru kami di Sudan,” kata kantor Netanyahu di Twitter, Minggu (25/10/2020).
Sudan telah memulai transisi yang sulit di bawah pemerintahan gabungan sipil-militer sejak penggulingan pemimpin Omar al-Bashir pada April 2019. Sejak saat itu Sudan telah berjuang dengan kesengsaraan ekonomi yang parah, termasuk depresiasi tajam pound Sudan dan meroketnya harga konsumen.
Harga roti yang naik tiga kali lipat pada akhir 2018 adalah pemicu awal protes jalanan terhadap Bashir yang menyebabkan penggulingannya.
Menutrut angka resmi, negara Afrika timur laut itu mengkonsumsi 2 juta ton gandum setiap tahun, dan sangat bergantung pada impor.
“Israel akan bekerja erat dengan AS untuk membantu transisi Sudan,” kata Netanyahu.
Sudan menyusul UEA dan Bahrain yang lebih dulu menormalisasi hubungannya dengan negara Yahudi itu, menjadikannya negara ketiga Arab yang mengesampingkan konflik dan berdamai dengan Israel.
Berita tentang normalisasi Sudan-Israel datang pada hari Jumat (23/10), tak lama setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Washington secara resmi akan menghapus Sudan sebagai negara sponsor terorisme, sebutan yang mencekik ekonomi Khartoum selama beberapa dekade. [RMOL]
We are looking forward to a warm peace and are sending $5 million worth of wheat immediately to our new friends in Sudan.
— PM of Israel (@IsraeliPM) October 25, 2020
Israel will be working closely with the USA to assist Sudan's transition.