Robert Budi Hartono
Nama asli Oei Hwie Tjhong
Orang kaya nomer satu yang di jaman Presiden Megawati peroleh konsesi mengelola aset negara yaitu Hotel Indonesia (BUMN) disulap jadi Hotel Kempenski, dan Hotel Wisata (BUMN) disulap menjadi mal terbesar dan termewah di Jakarta 'Grand Indonesia', serta juga bisa mendirikan gedung menjulang untuk Bank-nya (BCA) di tanah negara ini, mungkin meriang karena usaha retail dan hotelnya bakal oleng, setelah saham BCA rontok selama musim pandemi ini.
Pemilik industri rokok Djarum Kudus ini, belakangan memang banyak bermain di sektor retail dan hotel, perbankan dan perkebunan. Di Jakarta lini usahanya ada di jantung Ibu Kota!
Saya tidak menyoal suratnya, saya hanya mengeluarkan uneg-uneg dikit dan bertanya....Bos sudah berapa puluh tahun Anda "menikmati" aset negara? Kok hanya PSBB dua minggu saja sudah membuat Anda meriang?
Di luar PSBB Jakarta, lalu mikir juga nggak Anda dengan nasib petani tembakau yang sekarang harganya merosot, padahal harga rokok Anda tidak turun?
Berapa triliun kekayaan Anda tambang (keruk -red) dari asap rokok, apakah selama ini Anda subsidi orang-orang yang sakit atau bahkan mati karena terpapar asap rokok?
Bossss,......rakyat Indonesia sudah mengantar Anda menjadi Taipan termashur dengan kekayaan yang luar biasa besar, tolong biarkan rakyat Indonesia, Jakarta khususnya, bisa disehatkan sedikit lewat PSBB.
(By Naniek S Deyang)
***
Info lain disampaikan netizen dan Said Didu.
"Gue spill dikit ya ... Keuangan Djarum Group lagi tidak baik-baik saja. Anak perusahaan Djarum di start up dan incubator; GDP ventures dan GDP lab, udah banyak lay off employee (PHK). Blibli dan Mola TV, masih bleeding (banyak keluar duit, tapi pemasukan seret). Di sektor properti; GI, Mall Karawaci dan Kempinski lagi seret," demikian ungkap akun twitter @PabilaEsok.
Sementara mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu mengungkap soal BCA dan Hotel Indonesia.
"Saya tidak pernah gunakan Bank ybs (BCA) karena saya paham bagaimana bank ybs diambil BPPN dan rakyat yg tanggung BLBI, tapi dibeli kembali dg harga murah. Juga "mengambil" Hotel Indonesia dg kontrak selalu diperpanjang," ujar Said Didu di twitter.
Ini baru sekelumit tentang Orang Terkaya di Indonesia.
Gue spill dikit ya ... Keuangan Djarum Group lagi tidak baik-baik saja.— D Λ N (@PabilaEsok) September 13, 2020
Anak perusahaan Djarum di start up dan incubator ; GDP ventures dan GDP lab, udah banyak lay off employee.
Blibli dan Mola TV, masih bleeding. Disektor properti ; GI, Mall Karawaci dan Kempinski lagi seret.
Luar Biasa Besarnya Kerajaan Bisnis Grup Djarum— DeFolder (@de_folder) September 13, 2020
Selain industri rokok, juga Bank BCA, Polytron, Gojek, Kaskus, Kumparan, IDN Media, Dailysocial id, Historia, Infokost id, Tiketcom, dan sangat banyak lagihttps://t.co/afH6QlqzQr
Saatnya dibuka kembali kontrak BOT Hotel Indonesia oleh orang terkaya Indonesia. https://t.co/cOKg8Iu7SR— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) September 13, 2020
Saya tidak pernah gunakan Bank ybs krn saya paham bagaimana bank ybs diambil BPPN dan rakyat yg tanggung BLBI, tapi dibeli kembali dg harga murah.— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) September 13, 2020
Juga "mengambil" Hotel Indonesia dg kontrak selalu diperpanjang. https://t.co/A9zAXynMTI