PEMBAKARAN MUSHAF QUR'AN DAN SIKAP KITA
Pembakaran Al Qur'an oleh extrimis sayap kanan di Swedia dan perobekan Al Qur'an di Norwegia adalah bentuk kebodohan dari sekawanan "keledai" yang tertutup mata hatinya (kufr) dari kebenaran cahaya Islam.
Jika saja mereka tahu dan insyaf akan rupa kemuliaan, keagungan dan kebaikan Al Qur'an, niscaya mereka tidak akan jatuh tersesat pada perbuatan tersebut.
Karenanya, kita disini tak cukup hanya menunjukkan sikap protes dan marah, melainkan juga harus berbuat konkret untuk melakukan syi'ar sebagai antitesanya.
Bukankah karakteristik seorang muslim itu adalah tahu bagaimana caranya bersikap?
Karenanya, ketika kekufuran membawa manusia pada perbuatan bodoh berupa pembakaran atau perobekan mushaf Al Qur'an, maka kita sebagai golongan manusia yang telah mendapat hidayah Islam sebaiknya mempertebal kecintaan kita terhadap Al Qur'an dengan menyempatkan waktu seluas-luasnya untuk dapat selalu berinteraksi dan bermesraan dengan Al Qur'an.
Simak video nasihat Syeikh Abdurrahman al-Lihyani...
[Video]