Mengapa PDIP dan Jokowi Keok di Sumbar?


[PORTAL-ISLAM.ID] Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku sulit untuk mendapatkan simpati rakyat Sumatera Barat (Sumbar). Dia mengatakan, hal itu berdampak pada sulitnya mencari calon kepala daerah di kawasan tersebut.

"Saya pikir kenapa ya rakyat di Sumbar itu sepertinya belum menyukai PDIP," kata Megawati di Jakarta, Rabu (2/9/2020) kemarin saat PDIP mengumumkan cagub-cawagub Sumatera Barat untuk Pilkada 2020.

Lalu putri Megawati ikut menimpali.

"Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila," kata Puan.

Seperti diketahui, PDIP dan Jokowi keok di provinsi Sumatera Barat di Pemilu 2019 lalu.

PDIP walau secara nasional menjadi partai pemenang pemilu 2019, namun tak berlaku di tanah Minang. Di provinsi Sumbar PDIP tak satu pun memperoleh kursi DPR RI.

Begitu juga dengan Jokowi yang berpasangan dengan seorang Kyai, tetap keok di Sumbar.

Hasil Rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pilpres 2019 di tingkat Provinsi Sumatera Barat: Prabowo-Sandi menang telak 85,95% (2.488.733 suara), sedangkan Jokowi-Ma'ruf 14,05% (407.761 suara).

Mengapa Jokowi dan PDIP keok di Sumbar?

Pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Padang Edi Indrizal berpendapat kekalahan calon presiden Jokowi pada pemilu presiden 2019 di Sumatera Barat disebabkan sejumlah faktor. Di antaranya mulai dari ideologi, sosiologis, kultural hingga psikologis.

"Jadi semua faktor tersebut saling terkait satu sama lain sehingga membentuk perilaku kolektif masyarakat dalam memilih," kata dia di Padang, Selasa (23/4/2019), seperti dilansir Republika.

Menurutnya kendati pada Pilpres 2019 pasangan Jokowi-Maruf Amin didukung 12 kepala daerah di Sumbar lewat deklarasi terbuka, ternyata strategi tersebut keliru ."Yang terjadi bukannya suara semakin bertambah, malah lebih turun dibanding pemilu presiden 2014," ujarnya.

Artinya, ia melihat strategi yang dipakai untuk memenangkan Jokowi oleh tim sukses di Sumbar tidak menjawab persoalan yang terjadi. Terkait dengan persoalan ideologi, ia melihat sejak awal, PDIP selaku partai pengusung Jokowi sulit mendapat tempat di hati masyarakat Sumbar.

JELAS YA?

NGACA DULU...


Baca juga :