Tulisan Bung Beni Sulastiyo
Salah satu Dewan Pimpinan Masjid Kapal Munzalan Mubarakan Pontianak.
Genderang itu telah ditabuh.
Menuju 100.000 Titik Masjid Billinoaire
"MASJID ENTERPRISE"
Sebulan yang lalu, Masjid Kapal Munzalan kedatangan tamu terhormat, yaitu Gurunda Rendy Saputra. Beliau adalah seorang pemikir sekaligus penulis bercakrawalapengetahuan amat luas. Beliau adalah juga seorang founder yang melahirkan BERKAH BOX, sebuah gerakan bagi-bagi nasi gratis yang sangat fenomenal.
Walaupun punya latar yang wow, namun beliau lebih suka dikenal sebagai seorang "Guru Ngaji". Asik.
Gurunda Ustaz Luqmanulhakim kemudian meminta saya untuk menemani Kang Rendy untuk berdiskusi seputar strategi pengelolaan masjid. Maka, saat Kang Rendy berada di Pontianak, kami berduapun intens berdiskusi.
Tema yang kami bahas saat itu adalah tentang strategi mengoptimalkan fungsi masjid sebagai sarana-juang untuk membantu para pengelola "negeri" yang 20 tahun terakhir tampak semakin kepayahan menyejahterakan rakyat nya. :-)
Haha..ngga ding. Temanya ga seserius itu. Hahaa.
Kami hanya membahas tentang bagaimana caranya untuk membantu para pengelola masjid di Indonesia agar dapat meningkatkan sistem pengelolaan masjidnya.
Dalam diskusi itu, Gurunda Rendy Saputra berharap agar Masjid Kapal Munzalan dapat membuka diri sebagai tempat belajar bagi para pengurus Masjid lainnya. Beliau juga berharap Masjid Kapal Munzalan bisa dijadikan role model bagi pengembangan masjid masjid di nusantara.
Beliau berpandangan jika ratusan ribu masjid yang ada di Indonesia bisa meniru langkah gerak Masjid Kapal Munzalan, maka manfaatnya tentu akan sangat besar bagi masa depan kaum papa yang berpuluh tahun hidup kerontang di atas tanah nusantara yang suburripah loh jinawi ini. :-)
Hahaa...ga ding. Yang terkahir itu juga bukan statemen Kang Rendy. Hahaa. :-)
Yang saya ingat beliau ada bilang begini kepada saya,
"Bung Ben, jika Masjid Kapal Munzalan yang kecil dan berada digang sempit ini mampu menyelesaikan kebutuhan pangan bagi ratusan ribu orang di 22 provinsi, maka hasilnya akan sangat luar biasa jika hal yang sama bisa dilakukan oleh 100 masjid saja. Padahal jumlah masjid di Indonesia diperkirakan sekitar 800 ribu. Masyaallah-kan kalau semua bisa bergerak seperti Munzalan?", demikian hatur Gurunda Rendy Saputra.
Dan saya sepakat dengan pendapat beliau. Masyaallah. Semangats!
"Ok, trus apa yang mesti kami lakukan?" Tanya saya kepada penulis yang sangat produktif ini.
"Ayo Munzalan bikin lembaga pengembangan masjid. Saya usul konkrit. Lembaganya dinamakan Masjid Enterprise saja. Misinya melakukan riset dan menyelenggarakan pendidikan bagi para pengelola masjid di Indonesia", ajak Kang Rendy.
Pendek cerita, usulan itupun kemudian saya sampaikan kepada Gurunda Ustaz Luqmanulhakim dan Pimpinan Masjid Kapal Munzalan. Dan alhamdulillah Gurunda Ustaz Luqmanulhakim serta Pimpinan Masjid menerima usulan itu.
Maka sayapun diminta untuk menyiapkan lembaga itu sesuai dengan maksud Kang Rendy. Maka, dengan izin Allah lahirlah sebuah lembaga yang diberinama persis dengan usulan Kang Rendy, Masjid Enterprise.
Bismillah, melalui Masjid Enterprise ini kita akan melakukan riset terhadap masjid-masjid di nusantara yang dikelola secara progressif, seperti Masjid Kurir Langit di Barru, Sulsel, Masjid Jogokaryan di Jogja. Atau Masjid-masjid progressif yang pernah hadir di masa lalu, seperti Masjid Demak yang melahirkan Negar Demak Bintoro, Masjid Kota Gede yang melahirkan Negara Mataram Islam, juga masjid-masjid lainnya yang melahirkan puluhan sentra-sentra industri peradaban di nusantara yang menggetarkan.
Melalui lembaga ini, kita berharap kita dapat meramu program pendidikan yang efektif bagi pengurus masjid agar dapat mengelola masjidnya menjadi lebih baik dan lebih maju lagi. Insyaallah.
Dan dalam waktu dekat Insyaallah kita akan menggelar seminar nasional. Temanya sedang dipersiapkan.
Nah, bagi para sahabat yang ingin belajar bersama tentang pengelolaan masjid dari para guru masjid yang gigih dan kredibiel, kami persilahkan bergabung dalam grup wag yang kami sediakan. Insyaallah segala informasi terkait dengan rencana kegiatan Masjid Enterprise akan kami sampaikan kepada sobat semua.
http://bit.ly/masjidbillionaire1
Salam,
(Beni Sulastiyo)
***
Uniknya Masjid Kapal Munzalan mampu kelola puluhan lembaga amal
Masjid yang terletak di Gang Imaduddin Jalan Sungai Raya Dalam 2, Kabupaten Kubu Raya tersebut berada di kawasan 95 persen penduduknya adalah non muslim. Aktivitas sehari - hari kegiatan masjid sama sekali tidak mengganggu warga sekitar dan hal itu dibuktikan dengan tetap saling harmonis dalam keberagaman.
Masjid tersebut dibangun dan dikelola M. Nur Hasan dan Rahman dan Ustaz Luqmanulhakim tersebut memiliki luas 11 x 17 meter dengan daya tampung 200 jamaah.
"Saat ini, Masjid Kapal Munzalan mengelola puluhan lembaga amal soleh. Lembaga amal itu dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu pendidikan, sosial, serta usaha," ujar Staffsus Pimpinan Munzalan, Gun Mayuhdi di Sungai Raya Dalam, Kubu Raya, Rabu.
Dalam bidang pendidikan, Masjid Kapal Munzalan memiliki kelompok bermain dan Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar (SD), Munzalan Boarding School (setara SMP), Balai Tahfiz Quran (BTQ), Bimbingan Belajar, dan aktivitas pendidikan bagi Santri Penerima Amanah (SPA).
Dua lembaga amal pendidikan di Masjid Kapal Munzalan, yaitu KB/ TK dan BTQ saat ini telah memiliki beberapa cabang; KB/TK sebanyak 5 cabang, sementara BTQ sudah berkembang menjadi 5 cabang. Jumlah seluruh santri yang belajar di Masjid Kapal Munzalan saat ini tak kurang dari 700 orang.
Untuk dalam bidang sosial, Masjid Kapal Munzalan merintis Gerakan Infaq Beras (GIB). Gerakan ini telah berdiri di 70 kabupaten/ Kota di Indonesia dan tersebar di 22 Provinsi dengan jumlah Pasukan Amal Sholeh (PASKAS/ relawan) tak kurang dari 2500 orang.
Pada tahun 2019, rata-rata, GIB telah mendistribusikan beras sebesar 350.000 kilogram tiap bulan, atau 4,2 juta kilogram beras dalam setahun atau senilai Rp63 milyar per tahun.
Beras itu didistribusikan kepada kepada anak yatim, santri pengahafal Alquran, fisabilillah. Pada tahun 2019 Beras tersebut dapat dinikmati sepanjang hari oleh tak kurang dari 140.000 anak yatim/ santri/ fisabilillah/ mustahik yang berasal dari sekitar 1800 panti asuhan/ pesantren di seluruh Indonesia.
Sementara pada tahun 2020, beras yang didistribusikan per bulan rata-rata telah mencapai 450.000 kg, dengan jumlah penerima manfaat sekitar 250.000 anak yatim/ santri/ fisabilillah/ mustahik.
Selain itu Masjid Kapal Munzalan juga mengembangkan Baitulmaal yang telah memiliki 9 cabang di seluruh Indonesia dengan omset penerimaan ziswaf rata-rata per bulan mencapai Rp6 milyar(2019).
Masjid Kapal Munzalan juga memiliki Rumah Sehat yang dikelola oleh 2 orang dokter dan 40-an orang perawat, dimana sebagian besar diantaranya berpendidikan sarjana muda (D3). Di rumah sehat yang bernama Rumah Sehat Munzalan ini dikembangkan metode kesehatan thibun nabawi, pengobatan medis, herbal, hijamah, dan rukyah syariah.
Masjid Kapal Munzalan memiliki belasan bisnis produktif seperti perusahaan kuliner, toko, mini market, distributor, hingga eksport komoditas unggulan. Seluruh bisnis ini dikelola oleh devisi khusus dan dioperasikan oleh sekitar 70-an tenaga produktif. Keuntungan dari bisnis ini 100% diserahkan untuk mendukung aktivitas dakwah di Masjid Kapal Munzalan.
Saat ini Masjid Kapal Munzalan mengelola aset waqaf dengan nilai tak kurang dari Rp 50 milyar, aset itu sebagian besar berasal dari masyarakat, dan sebagian kecil dibeli dari wasilah tijarah (usaha/ bisnis).
Saat ini para penggiat amal sholeh Masjid Kapal Munzalan didukung oleh 14 kendaraan roda 4 berbagai jenis, mulai dari pickup, avanza, suzuki R 3, triton, CRV, Alphard, hingga Velvire. Masjid Kapal Munzalan juga mengelola tak kurang dari 20-an kendaraan roda 2.
Seluruh lembaga amal sholeh di Masjid Kapal Munzalan dioperasikan oleh santri. Jumlahnya tak kurang dari 300 orang. Seluruh pengelola bekerja sepanjang hari. Di Masjid Kapal Munzalan para pengelola lembaga amal sholeh itu disebut dengan SPA.
Seluruh SPA diwajibkan untuk mengikuti aktivitas pendidikan yang diselenggarakan setiap hari di masjid, melaksanakan shalat berjamaah di Masjid, dan membaca Alquran sebanyak 4 halaman setiap melaksanakan shalat.
Masjid Kapal Munzalan juga memiliki sekitar 5 Rumah Dinas Pemegang amanah yang ditempati oleh para pengurus yang memiliki rumah yang jauh dari masjid Kapal Munzalan.
Saat ini Masjid Kapal Munzalan sedang menyelesaikan Munzalan Tower, sebuah bangunan setinggi 6 lantai yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan berbasis masjid, serta wisma untuk ulama.
"Saat ini Masjid Kapal Munzalan semakin sering dikunjungi oleh para penggiat dakwah dari seluruh Indonesia. Bagi masyarakat yang ingin mengunjungi Masjid Kapal Munzalan bisa berkunjung dan tinggal hubungi nomor ini, 0821 5786 9955," kata dia.
https://kalbar.antaranews.com/berita/431930/uniknya-masjid-kapal-munzalan-mampu-kelola-puluhan-lembaga-amal