[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyatakan gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) semakin hari kian tumbuh.
Karena itu, dia menegaskan gerakan KAMI tidak akan terhapus meskipun banyak yang menilai buruk hingga menimbulkan kontroversi.
“Gerakan KAMI itu tidak bisa dihapus, percaya sama saya. Karena semakin hari makin tumbuh, saya pun bingung. Bahkan, Jawa Barat sampai tingkat kecamatan bikin KAMI, itu hebat,” kata Gatot dikutip dari Instagram pada Sabtu, (12/9/2020).
Gatot mengakui banyak pihak yang tidak menyukai munculnya gerakan KAMI. Bahkan sampai ada yang memusuhinya.
Namun, Gatot mengaku tak ambil pusing. Ia memilih untuk menghiraukannya dan menganggap hal tersebut sebagai angin lalu.
Sebab, dengan wadah KAMI, Gatot memiliki tujuan utama yakni untuk menyelamatkan republik tercinta.
“Ada yang bilang KAMI jelek, biarkan saja. Mereka musuhi, tidak apa-apa, asal tujuannya untuk Indonesia,” ujar Presidium KAMI itu.
Menurut dia, ada tiga jenis manusia dalam mempunyai pikiran. Itu di antaranya pikirannya rendah, pikiran sedang dan pikiran tinggi.
Kalau pikiran rendah, begitu Profesor Din Syamsuddin bicara tentang kondisi bangsa, maka yang dilihat itu pembicaranya bukan isi yang disampaikan.
Selanjutnya, kata Gatot, untuk orang dengan pikiran menengah biasanya dilihat dari apa isi yang disampaikan. Terakhir, orang dengan pikiran tinggi yakni yang dilihat adalah nilai-nilai yang disampaikan.
“Senjata kita adalah KAMI, kekuatan akal manusia Indonesia. Jadi, orang-orang yang berakal itu tidak akan mau diadu-domba,” kata dia.
Di samping itu, Gatot mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia agar waspada dengan pihak yang berupaya menimbulkan perpecahan di negeri ini.
Sebab, kata dia, Indonesia merupakan negara sangat kaya raya akan sumber daya alamnya. Juga termasuk masyarakatnya.
“Negara mana yang tidak ingin seperti Indonesia. Di dalam bumi Indonesia bertebaran segala macam sumber daya alam, rakyatnya toleransi, sopan santun, punya semangat gotong royong," ujar Gatot.
"Dengan seperti ini, sebenarnya berkeinginan untuk mengambil kekayaan Indonesia. Ini saya ingatkan, perpecahan bisa berdampak." [KompasTV]