[Kajian Aqidah]
الواحد dan الاحد
Biasanya diterjemahkan "Maha Esa" yang dalam KBBI diartikan "bersifat tunggal" padahal ada perbedaan antara makna "al wahid" dan makna "al ahad".
Ketika menggenggam "sebuah" ponsel, mungkin tidak terpikirkan bahwa yang di genggaman sobat netijen sebenarnya bukan satu benda, melainkan ratusan komponen atau jutaan partikel atom yang disusun (garis bawahi : disusun) sedemikian rupa untuk bisa bekerja sama membentuk sebuah alat pintar.
Jika masing masing partikel dipisahkan dari kawanannya, ia hanyalah butir atom berukuran mikro yang tak memiliki kemampuan apapun.
Ketika menemui "seorang" gadis berhidung manis, mungkin terlupakan dari benak sobat jomblo bahwa yang ada di depan anda bukan seorang, melaikan sekawanan daging tulang dan darah yang saling menempel membentuk organ, dan berbagai organ disusun (catat) sedemikian rupa agar membentuk satu sosok manusia dengan kemampuan bergerak berbicara melihat mendengar dan berpikir.
Jika masing masing dipisahkan dari sekutunya, ia hanyalah bagian sel sel berukuran mikro, yang tak bisa berbuat ataupun berpikir apapun.
Al Ahad (الاحد) menunjukkan arti bahwa Allah maha "satu", yang tidak tersusun dari bagian bagian, la yatajazza'u. لا يتجزأ
Allah bukanlah sekumpulan benda benda lemah yang disusun sedemikian rupa untuk bekerja sama membentuk kekuatan maha dahsyat. Sebab, setiap individu yang disusun dari bagian bagian, pastilah ia diciptakan oleh individu lain yang sengaja mendesain ukuran, jumlah, dan cara kerja dari bagian bagian yang disusunnya. Maha suci Allah dari diciptakan oleh lainnya. Dialah pencipta yang tak pernah diciptakan.
Dengan meyakini Allah Al Ahad, maka hilanglah syubhat bathil yang menyambar nyambar, yang menyatakan bahwa:
- Tuhan tersusun dari tiga entitas (trinitas)
- Tuhan memiliki anggota tubuh yang berupa tangan wajah mata (mujassimah musyabbihah)
- Tuhan berpencar menempati setiap sudut ruang alam semesta (jahmiyah?)
- Tuhan adalah ruang maha luas yang ditempati oleh alam semesta
- Tuhan menyatu dengan alam semesta (hulul, ittihad, manunggaling kawulogusti)
- Tuhan berupa jisim (benda materi)
Semua itu tidak sesuai dengan QUL HUWA ALLAHU AHAD. قل هو الله احد
---
Istirahat dulu sebentar, main avatar, nanti beralih dari penjelasan makna Al Ahad ke Al Wahid.
---
Ketika menggenggam ponsel keluaran terbaru yang limited edition, Samsul galaxy S88, yang diproduksi hanya satu unit di dunia, dan itu berada di tangan sobat netizen (hayal banget ya, baru bangun subuh mungkin), antum berpikir s88 adalah satu satunya di dunia, atau dalam bahasa arab wahid.
(Tapi gaak)
Meski baru ada satu unit, tetapi samsul masih bisa memproduksi seri dan bentuk yang sama persis, dalam jumlah yang tak terbatas sesuai ketersediaan bahan.
Matahari memang satu satunya, tapi tidak tertutup kemungkinan dalam logika jika seandainya muncul matahari yang lain. Faktanya sains mengakui ada banyak bintang bercahaya sejenis matahari bahkan lebih besar.
"Al Wahid" menunjukkan arti bahwa Allah adalah satu satunya ilah, tuhan pencipta alam, tidak pernah ada sosok serupa, dan tidak mungkin akan muncul ilah ilah lain. Sebuah kemustahilan jika akan muncul tuhan baru, sebab untuk menjadi tuhan haruslah "tidak baru" (قديم), keberadaan tuhan harus tanpa diciptakan dan tanpa permulaan.
Dengan mengimani Allah "Al Wahid", satu satunya yang Qadim, maka runtuhlah syubhat batil:
- Kerjasama dan pembagian tugas antar tuhan (dewa)
- Kelahiran tuhan (anak tuhan)
- Pengangkatan Isa alaihissalam sebagai tuhan baru
- Ada makluk atau benda yang memiliki kemampuan menyerupai Allah dalam menciptakan, memberi rizki, dll.
- Reinkarnasi atau alih wujud tuhan menjelma menjadi manusia.
Pengingkaran terhadap Allah sebagai "Al Wahid" dan "Al Ahad", merupakan syirik akbar yang pelakunya akan berhadapan langsung dengan janji Allah:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48)
Mempercayai syubhat-syubhat yang bertentangam dengan tauhid, adalah satu satunya kedurhakaan yang tidak akan mendapat pengampunan, sehingga akan kekal abadi dalam siksaan.
اَللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى اْلإِسْلاَمِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى اْلإِيْمَانِ
Ya Allah, orang yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkan dengan memegang ajaran Islam, dan orang yang Engkau matikan di antara kami, maka matikan dengan memegang keimanan.
Bojonegoro, 2 September 2020
Oleh : Najih Ibn Abdil Hameed
---
Kifayatul Awam
Kubra Al Yaqiniyat lil Syaikh Al Buthi
Muqtathofay min dirosah aqidah Syaikh Ramadhan Al Buthi, youtube.
[Video]
[Akidah] الواحد dan الاحد biasanya diterjemahkan "Maha Esa" yang dalam KBBI diartikan "bersifat tunggal" padahal ada...
Dikirim oleh Najih Ibn Abdil Hameed pada Selasa, 01 September 2020