[PORTAL-ISLAM.ID] Perjuangan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) adalah menyuarakan hati nurani rakyat. KAMI menjaring aspirasi kemudian memberikan solusi kepada rakyat.
Begitu jelas Presidium KAMI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo saat mendeklarasikan KAMI di Lombok, NTB sebagaimana video yang diunggah di channel YouTube, Hersubeno Point, sesaat lalu, Rabu (30/9/2020).
“Kita menyampaikan kepada pemerintah rakyat seperti ini kondisinya. Ini yang dibutuhkan rakyat. Sudah itu kita kasih tahu juga solusinya kalau bisa cara seperti ini,” ujarnya.
Mantan panglima TNI ini menjelaskan bahwa KAMI tidak bisa tinggal diam melihat kondisi bangsa. Sebab, jika dibiarkan, maka semua bisa sama-sama masuk ke dalam jurang.
Dia mengingatkan, pemilik negara yang sah dan berdaulat adalah rakyat. Pemerintah dibayar oleh rakyat dari pajak-pajak untuk menjalankan roda pemerintahan.
“Jadi bilamana kita naik bus ke arah bandara tiba-tiba dibawa ke arah mana, ya protes dong! Orang mau ke bandara kok. Contohnya begitu kira-kira,” urainya.
Menurutnya, setiap perjuangan tentu mengalami tantangan yang berat. Seperti pengadangan, gangguan, hingga pembubaran yang dialami oleh KAMI. Namun semua itu harus diterima sebagai sebuah motivasi.
“Emang perjuangan itu ada tantangan. Katakan itu membuat kita semakin termotivasi, semakin semangat, dan semakin pantang menyerah,” ujarnya.
Balas Demo Bayaran Dengan Senyuman
Kerap mengalami pembatalan acara secara mendadak, inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo selalu membalasnya dengan senyuman.
"Mengapa tersenyum? Karena manusia berdoa, kalau tidak dikabulkan itu bukan berarti Tuhan marah, Allah marah, itu karena Allah punya rencana yang indah," ujar Jenderal Bintang Empat kelahiran Tegal itu.
Gatot pun menyatakan kepada pendukung KAMI untuk tidak marah kepada aparat kepolisian yang membubarkan acara.
Sebab menurutnya, polisi hanya menjalankan perintah dari atasannya.
"Jangan marah sama polisi karena dia punya atasan. Hati dia juga nggak mau, tapi kan terpaksa karena perintah maka harus dilakukan. Maka saya bilang jangan marah," tuturnya.
Dirinya pun membeberkan fakta bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan massa di sejumlah daerah yang menolak acara KAMI merupakan demonstran bayaran.
Gatot pun mencoba memahami peristiwa tersebut karena saat ini kondisi ekonomi sedang sulit-sulitnya.
"Mereka kasihan, hati mereka mungkin menangis, tetapi karena mereka perlu uang untuk keluarganya maka mereka terima demo," jelas Gatot.
"Dengan demikian maka tidak kotor hati kita. Kecuali yang demo ganti Pancasila, bubarkan Indonesia, hanya satu, nggak usah banyak mikir, Allahu Akbar, habisi!" tutupnya.
Simak selengkapnya video pengakuan Jenderal Gatot: