[PORTAL-ISLAM.ID] Veteran pemimpin mujahidin Afghanistan, Gulbuddin Hekmatyar, mengecam pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini terhadap pemerintah Turki atas sengketa pengeboran di laut Mediterania.
Kecaman itu disampaikannya saat memberikan khutbah Jumat di sebuah masjid di markas partainya di Kabul yang dihadiri oleh ratusan jamaah.
Pemimpin Partai Hezb-e-Islami itu mengatakan bahwa pernyataan kontroversial Emmanuel Macron berasal dari ketakutan bahwa Turki akan muncul sebagai negara yang lebih kuat dengan menggunakan sumber daya di Mediterania pada 2023.
“Kami meyakinkan orang-orang Turki yang setia dan waspada bahwa, Insya Allah, konspirasi ini akan digagalkan. Orang-orang Turki yang beriman dan kepemimpinan luhurnya tidak perlu takut dengan sanksi dan ancaman,” kata mantan Perdana Menteri Afghanistan itu, seperti dikutip dari Anadolu Angency, Jumat (11/9/2020).
Sebelumnya pada hari Kamis, menjelang pertemuan puncak negara-negara anggota Uni Eropa (UE) selatan, Macron dilaporkan mengatakan bahwa mereka harus bersikap keras kepada Turki.
“Kita harus keras dengan pemerintah Turki dan bukan dengan rakyat Turki, yang berhak mendapatkan lebih dari pemerintah Erdogan,” katanya.
“Turki tidak lagi menjadi mitra di kawasan Mediterania,” kata Macron,
Turki pun mengecam pernyataan Macron yang menyudutkan Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, Macron telah membuat pernyataan arogan yang mencerminkan kolonialis lama. Selain itu, Macron telah membahayakan kepentingan Uni Eropa dengan sikap individual dan nasionalisnya.
“Faktanya, pernyataan Macron adalah manifestasi dari ketidakmampuan dan keputusasaannya sendiri. Macron, yang memiliki rencana kebijakan luar negeri yang licik menyerang Turki dan presiden kami dengan dendam,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.[]