GATOT: MONSTER PREDATOR!!
Oleh Iskandar Tanjung
Pada tanggal 30 September 1965 (tepatnya: dini hari 1 Oktober 1965) dalam waktu semalam beberapa Jenderal terbaik TNI AD tewas dengan teramat sangat mengenaskan di depan keluarga mereka masing-masing
Di dalam tragedi sejarah dunia, kematian para jenderal dengan teramat sangat mengenaskan itu hanya bisa dilakukan atas perintah Stalin, Hitler, Mussolini, dan Mao Tze Dong, itu pun tidak pernah lebih dari dua orang jenderal yang dibunuh
Tidak pernah terlintas dalam pikiran para politisi yang ada di republik kala itu, di saat ekonomi negara terjun bebas dan kesejahteraan rakyat jauh dari layak, beda tipis dengan kondisi ekonomi rakyat saat ini, terjadi peristiwa eksekusi sadistis di bumi pertiwi ini
Terkecuali, eksekusi sadis itu memang telah dirancang oleh para kader politisi yang bernaung di bawah bendera Palu Arit milik Partai Komunis Indonesia (PKI) partai yang mendapat respon dan support dari Soekarno, kala itu menjabat sebagai Presiden se-umur hidup atas kehendaknya Soekarno sendiri
Para politisi PKI memang sudah merasa yakin dengan cara harus membantai para jenderal terbaik dari TNI AD akan membuat bendera Palu Arit semakin berkibar di pelosok nusantara
Namun kesetiaan rakyat kepada Pancasila tidak goyah, meski hidup rakyat melarat dan PKI di "back up" oleh presiden Soekarno, rakyat tidak gentar menghadapi sadistis PKI: Rakyat Melawan!
Bersama TNI khususnya TNI AD, rakyat saling bahu membahu, rakyat tidak bisa menerima perlakuan biadab PKI tersebut
Dalam tempo sangat singkat semangat jiwa Pancasilais rakyat bagaikan bola api menggelinding membakar dan menghantam siapa saja yang berada di kubu partai komunis tersebut
Termasuk Soekarno, rakyat dan mahasiswa menurunkan Soekarno yang terkenal sebagai "Pejantan Tanpa Batas Umur" dari tahta Presiden se-umur hidup
Untuk tidak melupakan peristiwa biadab yang dilakukan PKI di buat film berjudul "Pengkhianatan G30S/PKI" yang setiap 30 September malam diputar di televisi nasional: TVRI.
Namun film PKI kemudian menjadi "film terlarang" untuk di tayang di semua stasiun televisi.
Seiring dengan tidak diputarnya film Pengkhianatan G30S/PKI perlahan-lahan sejarah tentang keberadaan PKI dihilangkan dalam buku pelajaran sejarah di sekolah-sekolah.
Baru-baru ini viral testimoni eks Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmatyo, bahwa dia diberhentikan oleh presiden Joko Widodo, konon atas tekanan Megawati, karena Gatot "ngotot" memaksa stasiun televisi memutar kembali film Pengkhianatan G30S/PKI.
Tujuan Gatot memutar kembali film tersebut agar rakyat tidak melupakan "sejarah hitam" yang pernah terjadi di republik ini.
Disamping itu Jenderal Gatot Nurmatyo mewanti-wanti seluruh prajurit TNI untuk tidak lengah akan ancaman PKI Gaya Baru bangkit.
Indera "penciuman" Gatot sebagai militer sejati memberi sinyal bahwa telah muncul kader-kader baru berideologi komunis yang didoktrin oleh anak keturunan PKI yang berkerumum di satu partai politik.
Mereka para kader PKI itu sedang dan sudah menguasai sebagian jabatan di politik di parlemen maupun di pemerintahan.
Jiwa prajurit sejati Pancasilais Gatot tersebut harus ditebus dengan pencopotan dari jabatannya sebagai Panglima TNI sebelum waktunya.
Namun, Gatot tidak "hilang" dia kini semakin beredar dimana-mana bersama KAMI membakar jiwa patriotisme anak bangsa yang masih setia dengan Pancasila
Gatot pun telah berubah menjadi "Monster Predator" yang mengerikan bagi anak keturunan PKI.[]