[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menulis soal dosa besar para buzzer dan presiden, lewat akunnya di Twitter pada Selasa (1/9/2020) pagi.
Menurut politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini, para buzzer membuat sebagian rakyat berkelahi dengan presidennya.
“Dosa terbesar para buzzer adalah membuat sebagian rakyat berantem sama presiden,” tulis @Fahrihamzah mengawali twitnya pagi ini.
Namun, pria yang kini menjabat wakil ketua umum Partai Gelora Indonesia ini juga menyebut ada dosa terbesar yang dibuat presiden.
“Tetapi dosa terbesar presiden adalah membuat rakyat berantem sesama rakyat,” sambung Fahri.
Fenomena buzzer memang dampak dari demokrasi dan kebebasan, namun yang jadi masalah adalah ketika negara ikut terlibat dan berat sebelah.
Hal ini pernah disampaikan Fahri Hamzah saat mengisi diskusi daring #SolusiUntukNegeri dengan topik "Antara Riuh-Keruh Medos dan Kebebasan Berpendapat. Bagaimana Menertibkan?", Sabtu (20/6/2020).
“Jadi gini, buzzer lawan buzzer atau buzzer lawan orang di sosmed itu adalah kebebasan. Enggak perlu ditakuti, dia berbayar enggak berbayar itu bukan urusan kita,” kata Fahri.
“Yang paling penting negara jangan terlibat. Misalnya di dalam fenomena saling lapor akhirnya orang melihat kalau si A melapor dari kubu A itu lambat. Tapi kalau si B melapor dari yang ada hubungannya dengan pemerintah itu cepat. Nah itu artinya negara terlibat,” imbuhnya menegaskan.
Sambungnya, apabila negara terlibat dengan buzzer, maka akan berdampak serius pada potensi perpecahan diantara elemen-elemen masyarakat.
“Negara jangan terlibat, sebab itu akan menjadi awal sengketa dan perang saudara. Biarin aja orang bebas, biarkan orang untuk menyatakan pendapat, bahkan kalau bisa, negara melerai orang-orang yang saling berantem,” pungkasnya.
Dosa terbesar para buzzer adalah membuat sebagian rakyat berantem sama presiden..tapi dosa terbesar presiden adalah membuat rakyat berantem sesama rakyat. 😂 presiden negara mana maksudnya ini? 😷
— #2020ArahBaru (@Fahrihamzah) August 31, 2020
Tapi sy tek setuju fenomena buzzer dianggap gangguan. Demokraai itu memang sistem bising, penuh laron karena bottom line-nya adalah freedom. Orang2 mengejar cahaya yg kini tersebar pada banyak lampu penerang jalan. Jadi saya lebih memilih menyalahkan respon pemerintah. #yajnA 😂
— #2020ArahBaru (@Fahrihamzah) September 1, 2020