[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin kemarin (14/9/2020) menyampaikan data jumlah tes covid-19 yang belum merata antar daerah/provinsi.
Namun data yang disampaikan Jokowi terkait Jakarta dinilai tidak tepat alias ngawur.
Jokowi menyebut tes Jakarta sudah 324 ribu, Jatim 184 ribu, Jateng 162 ribu, Jabar 144 ribu.
Khusus untuk data Tes Jakarta tidak tepat.Saya juga meminta agar ketimpangan kapasitas testing antardaerah diperkecil. Misalnya, kapasitas testing di Jakarta sudah 324 ribu, Jatim masih 184 ribu, Jateng 162 ribu, Jabar 144 ribu, dan provinsi lain di bawah 100 ribu.— Joko Widodo (@jokowi) September 14, 2020
Kapasitas testing antardaerah jangan terlalu timpang.
Tes PCR Jakarta hingga Senin kemarin sudah 756 ribu orang yang di-tes (saat ini bahkan sudah 763.506). Itu dari jumlah ORANG. Kalau dari jumlah SPESIMEN bahkan mencapai 1 juta lebih. Satu orang yang di-tes biasanya lebih dari satu kali tes, makanya jumlah spesimen pasti lebih banyak dibanding jumlah orang yang di-tes.
Data ini ada lengkap di situs covid pemprov DKI: https://corona.jakarta.go.id/id/data-pemantauan
Tak ayal, banyak yang menyanggah data yang disampaikan Jokowi.
"Mohon maaf Pak. Jakarta 324rb data dari mana ya? Jgn2 salah lihat data rapid test. Kalau PCR, Jakarta sdh 750rb orang, sejuta lebih spesimen. Kalau Jabar emang bener 145rb spesimen. Tim datanya kurang teliti tuh, Pak," ujar @Reiza_Patters.
Apa maksud data DKI yang disampaikan Jokowi jadi kecil begitu? Kok cuma separohnya?
"Wakakakakakakka biar gubernur pulau jawa ga pd minder, data DKI dikecil2in," komen @msvabdillah.
"Infonye sih, tiap hari makan data... Mungkin kemakan x yg separuhnye.!! 😁" timpal @ElshidqieSahal.
Wakakakakakakka biar gubernur pulau jawa ga pd minder, data DKI dikecil2in.— MbV Abdlh (@msvabdillah) September 14, 2020
Infonye sih, tiap hari makan data... Mgkn kemakan x yg separuhnye.!! 😁— elshidqie (@ElshidqieSahal) September 14, 2020