[PORTAL-ISLAM.ID] Ustadz Muhammad Jazir ASP (Ketua Dewan Syura Takmir Masjid Jogokariyan) menuturkan tentang kenapa Tionghoa disebut Non-Pribumi. Beda dengan keturunan Arab yang mereka dimasukan sebagai pribumi.
"Kenapa Tionghoa disebut non-pribumi? Karena mereka diwakili oleh Partai Tionghoa Indonesia menyatakan 'Kami orang Tionghoa tidak mengenal akan Bangsa. Hati orang Tionghoa itu seluas sungai Yangtze sungai yang paling luas di muka bumi, maka bagi kami tidak ada yang namanya Bangsa. Maka sekiranya negara ini merdeka, kami akan jadi warga negara, tapi tidak menjadi Bangsa Indonesia. Dan karena ikatan kami dengan negeri leluhur secara budaya sangat kuat, ijinkan kami masih mengikatkan diri dengan negeri leluhur itu, maka perkenankan kami memiliki dua kewarganegaraan'," tutur Ustadz Jazir ASP.
"Sementara, Partai Arab Indonesia jurubicaranya Abdurrahman Baswedan bercerita 'Nenek moyang kami dulu datang dari Hadramaut tidak membawa istri, mereka menikah dengan orang-orang pribumi. Kami ini lahir dari laki-laki arab dan perempuan-perempuan pribumi. Yang kami makan dan minum adalah makanan dan minuman dari Indonesia. Maka sesungguhnya kami adalah Bangsa Indonesia," lanjut Ustadz Jazir ASP.
Akhirnya pada 9 Agustus 1945, BUPK (aslinya tidak pakai I) menetapkan Suku Bangsa Arab adalah Suku Bangsa Asli Indonesia.
Simak selengkapnya video..