Siapa Dibalik Ledakan Besar Lebanon? Terungkap Pada 2018 di Sidang PBB Netanyahu Pernah Perlihatkan Peta Beirut dan Tudingan Nuklir


[PORTAL-ISLAM.ID] Lebanon tengah terguncang oleh insiden dua ledakan besar di Pelabuhan Beirut, yang terjadi tepatnya pada Selasa (4/8/2020) kemarin. Kementerian Kesehatan negara itu sejauh ini mengkonfirmasi 73 orang meninggal dan 3.700 lainnya terluka dalam peristiwa tersebut.

Dalam laporan terbaru dari Mayor Jenderal Lebanon Abbas Ibrahim, berdasarkan hasil pemeriksaan awal, diketahui terdapat 2.700 tons Amonium Nitrates yang meledak di pelabuhan. Amonium Nitrate adalah bahan yang sangat mudah meledak dan sering digunakan untuk pupuk, tetapi juga tak jarang dimanfaatkan sebagai bahan peledak.

Ledakan besar yang disebut 'seperti bom atom' atau 'bom nuklir' ini menimbulkan berbagai spekulasi. Apakah cuma insiden (meledak) atau by desain (diledakan)?

Kalau diledakan, siapa yang meledakan? Siapa pelaku dan dalangnya?

Foto atas: dua tahun lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam pidatonya di PBB (27/9/2018), mengunggah peta Beirut dan menuding Iran dan kelompok Hizbullah mempunyai sebuah fasilitas nuklir rahasia di Beirut.

Saat ini, Israel dengan cepat menyangkal hubungannya dengan ledakan.

Bahkan Israel menuding Iran selundupkan senjata ke Pelabuhan Beirut.

Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Danny Danon menuduh Iran mengeksploitasi perusahaan sipil dan maritim untuk menyelundupkan peralatan pembuatan senjata ke Hizbullah di Lebanon. Ia mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa intelijen menemukan bukti bahwa pasukan Quds Iran menggunakan pelabuhan di Beirut untuk melakukan pengiriman tersebut sejak tahun lalu.

“Pada 2018 hingga 2019, Israel menemukan bahwa barang-barang bekas pakai diselundupkan ke Lebanon untuk memajukan kemampuan roket dan rudal Hizbullah,” ujar Danon dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB di Timur Tengah, dilansir Times of Israel, Rabu (5/8/2020).

Danon kemudian memberikan kepada Dewan Keamanan PBB sebuah peta rute perpindahan Hizbullah yang mencakup pusat-pusat utama di bandara Damaskus, pelabuhan dan bandara Beirut, dan penyeberangan perbatasan resmi antara Suriah dan Lebanon, seperti penyeberangan Masnaa. Ia mengatakan proses transfer itu telah nyata melanggar resolusi PBB 1701, yang mengakhiri Perang Lebanon pada 2006 antara Hizbullah dan Israel.

Meski demikian, Danon tidak merinci barang apa yang diperoleh kelompok teror melalui cara-cara ini atau menyebutkan nama perusahaan di balik pengiriman. Beberapa komandan Hizbullah sebelumnya mengatakan bahwa kelompok itu mengerahkan pasukan untuk persiapan potensi perang dengan Israel, sekaligus memperingatkan bahwa tekanan yang meningkat dari sanksi  Amerika Serikat (AS) terhadap Teheran dapat memicu konflik seperti itu lebih cepat terjadi.

Bahkan, pasukan Hizbullah dikatakan sedang mempersiapkan perang di perbatasan Lebanon dan Suriah dengan Israel. Para personel di kelompok itu mengaku lebih siap untuk menghadapi Israel dibanding 2006, setelah mengirim ribuan orang untuk berperang bersama pasukan Presiden Suriah Bashar Al Assad.

Hizbullah merupakan kelompok yang didukung dan didanai oleh Iran dan digolongkan sebagai organisasi teroris oleh AS dan sejumlah negara lainnya. Hizbullah saat ini mendominasi politik Lebanon dan mendukung pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hassan Diab.

Referensi:
https://republika.co.id/berita/qeku4m382/israel-tuding-iran-selundupkan-senjata-ke-pelabuhan-lebanon
https://malang.kompas.com/read/2018/09/28/09164611/israel-tuding-iran-punya-fasilitas-nuklir-rahasia

Baca juga :