[PORTAL-ISLAM.ID] Meski secara organisasi belum menyatakan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Jokowi-Ma`ruf Amin, tetapi tak bisa dipungkiri bahwa banyak anggota Satuan Tugas (Satgas) Cakra Buana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resah dengan kondisi bangsa saat ini.
Bahkan, tidak sedikit anggota Satgas yang kecewa dengan banyak kebijakan Presiden Jokowi yang dinilai tidak sesuai dengan komitmen dan janji masa kampanye presiden.
Demikian dikatakan Kepala Satgas Cakra Buana PDIP DKI Jakarta, Kadiman Sutedy, di sela pertemuan dengan ekonom senior Rizal Ramli di kediaman Rizal di Jakarta, Senin (3/8/2020).
Selain Satgas Cakra Buana PDIP, turut dalam acara tersebut beberapa pengurus ormas Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) dan Laskar Adat Betawi (LAB).
"Saat kampanye kan Pak Jokowi berkomitmen akan sejahterakan rakyat, tapi sekarang mana komitmennya? Malah iuran BPJS dinaikan, lapangan pekerjaan gak ada, harga kebutuhan pokok semakin mahal, TDL naik," ujar Kadiman seperti dikutip Katta.id.
Ia mengatakan anggota Cakra Buana berasal dari kalangan akar rumput yang benar-benar merasakan susahnya hidup akibat kondisi ekonomi yang carut marut. Alih-alih membuat kebijakan ekonomi yang pro rakyat kecil, menurut dia, Jokowi malah sibuk membangun dinasti politik.
"Pak Jokowi malah sibuk membangun dinasti politik, menyiapkan anak dan mantunya serta iparnya sebagai pimpinan daerah ketimbang perhatikan rakyatnya sendiri," keluh Yongki.
Yongki pun mengaku kegagalan pemerintah Jokowi dalam mengurus negara membuat para anggota Cakra Buana sebagai garda terdepan pemenangan Jokowi sejak Pilkada DKI Jakarta dan Pilpres merasa malu pada rakyat yang telah diajak untuk memilih Jokowi.
"Banyak anggota Cakra Buana yang sering diolok-olok oleh saudara dan tetangganya akibat kegagalan pemerintah dalam sejahterakan rakyat. Nah, apakah pejabat-pejabat merasakan itu? Kan nggak," ujar Yongki.
Yongki merasa khawatir bila kondisi ekonomi yang memburuk seperti sekarang ini terus berkelanjutan akan menimbulkan amuk massa. Karena, menurutnya, bila hal itu terjadi tentunya yang akan menjadi sasaran adalah akar rumput pendukung setia PDIP dan Jokowi.
"Jujur, kita khawatir sekali bila rakyat marah karena kita nantinya yang akan menjadi sasaran," ujar Yongki.
Untuk itu, Yongki mengaku, tujuannya bersama anggota Cakra Buana untuk menemui ekonom senior Rizal Ramli yaitu meminta solusi dalam memecahkan permasalahan bangsa dan mengantisipasi hal-hal buruk yang kemungkinan terjadi.
Karena, kata Yongki, Rizal Ramli memiliki pengalaman dan bukti dalam membalikan perekonomian Indonesia yang buruk menjadi lebih baik seperti dilakukannya pada saat era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Sejarah mencatat bahwa Rizal Ramli ketika menjabat Menko Ekuin di era Pemerintah Gus Dur pernah membangkitkan kembali perekonomian Indonesia dari keterpurukan. Kalau perlu, kita meminta Bang Rizal memimpin perubahan ke arah Indonesia yang lebih baik," ujar Yongki.
Dalam kesempatan tersebut, Rizal Ramli melihat Cakra Buana dan Laskar Betawi memiliki beban moril kepada masyarakat, hanya karena sempat membantu Jokowi maju, namun kemudian kinerja pemerintahan amburadul terutama di saat menangani pandemik Covid-19.
"Jadi mereka ada beban moral, beban hostoris, sudah membantu Jokowi jadi gubernur dan presiden ternyata ngurusin rakyat enggak becus, karena hatinya sudah enggak sama rakyat lagi," tutur Rizal Ramli.
Karena itu, Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini berharap agar Jokowi bisa mendengar suara-suara kecil masyarakat yang harus diutamakan dalam proses menuju cita-cita negara dan bangsa.
"Sebetulnya sederhana yang diminta rakyat. Satu, berpihak dong sama rakyat apapun keputusannya. Kedua, jujur, jangan suka bohong. Itu saja. Otomatis nanti terbangun apa yang ingin rakyat cita-citakan," pungkas Rizal Ramli.
[Video - Pernyataan Rizal Ramli]