[PORTAL-ISLAM.ID] Pilkada serentak yang dijadwalkan akan digelar pada 9 Desember mendatang akan tetap terlaksana meskipun masa pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Di tengah buruknya penanganan Covid-19 dan ekonomi sedang terpuruk tentu menjadi pertanyaan masyarakat, kenapa pemerintah tetap ngotot melanjutkan pilkada 2020 nanti ?
Presiden Joko Widodo berdalih di negara lain pemilu juga tetap digelar ditengah pandemi yang masih berlangsung.
"Saya juga melihat beberapa negara juga telah menyelenggarakan pemilu di masa pandemik ini, baik pemilu lokal maupun pemilu nasional seperti di Singapura, di Jerman, di Perancis, di Korea Selatan," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas 'Persiapan Pelaksanaan Pilkada Serentak' di Istana Merdeka, Rabu (5/8/2020).
Presiden bahkan berharap partisipasi masyarakat pada pemilihan kepala daerah serentak 2020 tetap tinggi meski pesta demokrasi itu akan digelar di tengah pandemi Covid-19.
"Kita harapkan tingkat partisipasi pemilih tetap pada kondisi yang baik," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi menekankan pemerintah hingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus bisa meyakinkan pemilih bahwa pilkada akan aman dari penyebaran Covid-19.
Caranya dengan menerapkan Protokol kesehatan yang ketat, khususnya saat pemungutan suara pada Desember mendatang.
"Penerapan protokol kesehatan harus betul-betul menjadi sebuah kebiasaan baru dalam setiap tahapan di pilkada sehingga tidak nantinya menimbulkan klaster baru atau gelombang baru dari Covid-19 yang kontraproduktif," kata Jokowi.
"Sehingga dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat akan memberikan rasa aman," sambung Kepala Negara.
Pilkada serentak 2020 akan digelar di 270 daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Salah satunya Pilkada Solo dimana putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon walikota yang diusung PDIP dan koalisi partai kecuali PKS.[]