Likers & Haters
Menjadi tokoh publik, apalagi duduk pada jabatan publik harus siap untuk mendapatkan dua hal sekaligus. Disukai dan dibenci. Dipuji dan dicaci. Diidolakan dan dicampakkan.
Di sisi lain, sebenarnya kita semua juga tahu, bahwa enggak ada orang sempurna di dunia ini. Tentu saja kecuali para Nabi dan Rasul yang dibimbing langsung oleh Allah SWT.
Apalagi bagi politisi yang dituntut merespon baik komentar, pendapat atau tindakan dari perkembangan persoalan publik yang sangat cepat berubah. Salah-salah bisa blunder. Atau setidaknya terpeleset.
Tapi memang, bagi likers apapun kata tokoh idolanya seolah adalah kebenaran. Demikian sebaliknya bagi haters sebaik apapun dan sebenar apapun ya tetap saja salah dan harus dibenci.
Menjalani peran sebagai orang publik, sosok Fahri Hamzah bisa kita jadikan referensi. Di usianya yang terbilang masih muda, setidaknya dia selalu enteng menghadapi haters. Tidak main blokir. Sehingga meski dibenci tapi tetap saja dirindui.
Maka pantaslah dia mendapatkan penghargaan dari presiden pada momentum peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-75 tahun ini.
Selamat ya bang. Kami belajar darimu untuk tidak terbang dengan pujian dan tidak tenggelam karena cacian. Namun terus tetap mau membuka diri untuk mengakui kesalahan dan kekurangan. Lalu melakukan perbaikan terus menerus.
Ayo Gelorakan Indonesia.
#Dirgahayu75tahunKemerdekaanRI
(By Setiya Jogja)