[PORTAL-ISLAM.ID] Saya copas dari lama Mas Agus Wijaya, sebuah tulisan yg menurut saya benar bangetttttt. Bukan kita tdk percaya Corona, tapi kebijakan pemerintah membuat kita seperti terlemahkan dan terbodohkan oleh Corona.
CORONA, KAMI BUKAN TIDAK PERCAYA...
Kami yang awam ini bukan tak percaya adanya virus corona, jangankan virus yang masih se-alam, sama-sama alam fisika, malaikat dengan jin yang beda alam pun kami percaya, padahal alam mereka metafisika
Sehalus-halusnya virus masih ada mikroskop untuk meneliti, tapi jin dan malaikat belum ada alat untuk deteksi selain kemenyan dengan jampi-jampi
Bukan pula kami curiga kepada paramedis yang mati-matian sampai dengan mati benaran berjibaku menyelamatkan pasien corona, karena kami sangat yakin tak ada kontraktor yang suka rela terima proyek membersihkan gigi buaya, kecuali buaya darat
Kami hanya tak percaya dengan kebijakan pemimpin negri ini dalam menghadapi pandemi
Bayangkan...
Saat virus ini dimulai dari cina, sampai hari ini "bangsatwan" dari negeri tersebut bebas keluar masuk, bahkan diberi fasilitas istimewa
Ketika semua negara menutup pelabuhan dan bandara, pemimpin negri ini malah sibuk promosi pariwisata. Saat negara lain fokus menyelamatkan nyawa, pemerintah Republik ini sibuk menyelamatkan devisa
WHO telah umumkan anti virusnya belum ada, seharusnya antibodi menjadi tumpuan. Tapi pemerintah secara sistematis menggerus imunitas tubuh dengan pemberitaan korban corona terus menerus.
Seharusnya ruang ibadah, ruang belajar, ruang kerja dan ruang sosial menjadi tempat mengecas imun, tapi semua ditutup agar kita fokus menahan serangan virus tanpa tameng tanpa senjata
Refocusing anggaran dimana-mana, pegawai yang seharusnya kerja, sekarang hanya melamun saja. Proyek yang menyerap tenaga kerja terhenti dan ekonomi pun merana. Rakyat disubsidi dengan dana desa, warga menumpuk menanti jatahnya
Kenapa tidak dibuka lahan tani, kebun dan ternak seluas-luasnya, agar masyarakat bisa beraktivitas dan melupakan corona. Pastikan hasil usaha mereka diserap pasar, atau dibeli oleh pemerintah dg anggaran corona walaupun untuk "dibuang" semua
Sekurang-kurangnya, badan mereka sehat karena keringat mengucur, jiwa mereka kuat karena ada harapan yang menggiur
Biarkan mereka tetap belajar agar masa depan mereka makmur, aktifkan ruang-ruang sosial agar mereka terhibur, dorong mereka beribadah, Kalaupun mati karena corona minimal selamat di dalam kubur
Kawan-kawan paramedis, kuatlah... kami tidak melawan anda, kami hanya melawan kebijakan yang salah kaprah, yang setiap hari terus berubah, bukan hanya kebijakan, bahkan termasuk istilah
Dan...
Mohon dijelaskan, pasien positif corona yang sudah sembuh, sembuh karena obat ataukah sembuh dengan sendirinya...?
Kalau sembuh dengan obat, apa nama obatnya...?
Kalau sembuh dengan sendirinya, untuk apa buang-buang waktu, tenaga, biaya bahkan nyawa...?
Kalau yang meninggal disebabkan karena penyakit penyerta, kenapa sibuk mengurus orang yang tanpa gejala...?
Wahai akal sehat pulang lah kembali ke Indonesia, bila tidak pergi lah selamanya...
Karena saudara kami yang mengalami gangguan jiwa, sampai hari ini baik-baik saja..
(By. Ontoh Pertapa Kota)