JIHAD UNTUK INDONESIA
Dan salah satu elemen yang paling besar dedikasi nya berperang berdarah-darah adalah kalangan santri mujahidin. Resolusi Jihad Hasyim Asyari dengan Nahdhatul Ulamanya adalah bukti sejarah bahwa kumandang perlawanan paling keras berasal dari santri.
Dengan data sejarah ini, sebagai generasi muda muslim negeri ini, harusnya kita melakukan refleksi internal.
Bahwa bangsa ini dimerdekakan oleh para Kiyai kita dengan darah dan nyawa. Bahwa negeri ini adalah warisan jutaan santri yang berjuang inchi demi inchi negeri ini.
Maka sudah selayaknya kita dengan penuh kesadaran melanjutkan perjuangan para kiyai-kiyai kita di masa perjuangan.
Bahwa penjajahan sudah berubah metodenya.
Bahwa penjajah asing yang pergi, masih sempat mengkader proxy.
Bahwa sumber daya negeri masih gagap mensejahterakan anak bangsanya sendiri.
Perlawanan atas kepenjajahan modern ini masih perlu kita lakukan dengan setinggi-tingginya siasat.
Perlawanan pada proxy peninggalan penjajah harus kita operasikan dengan secerdik-cerdiknya ilmu.
Perlawanan atas kezaliman yang masih berlangsung di negeri ini harus ditempuh dengan semurni-murni ibadah.
"Jangan dikira para mujahidin yang syahid telah mati, mereka hidup di sisi Allah, dan mendapatkan rezeki dariNya."
Al Fatihah untuk para leluhur mujahidin negeri ini...
Yang masuk keluar hutan menghantam penjajah...
Yang kerja siang malam menuliskan narasi kemerdekaan...
Yang turun naik panggung untuk menggemakan kemerdekaan...
Li man lahu haqqun 'alaina...
Para leluhur mujahidin memiliki hak atas diri kita hari ini, diri kita yang dimerdekakan secara politik.
Namun belum secara ekonomi. InsyAllah jadi jatah perjuangan kita di etape 75 tahun berikutnya.
(Kang Rendy Saputra)