Love You Hate You
Ada orang yang setuju dengan kamu, tapi nggak setuju dengan idemu. Sebaliknya, ada juga yang nggak setuju sama kamu, walau sepakat dengan pemikiran-pemikiranmu.
Karenanya, yang bersama belum tentu kawan, yang bermusuhan bukan berarti nggak bisa bekerjasama. Hubungan antarmanusia itu cair, selama kita masih punya sifat manusiawi.
Rasulullah Muhammad nggak bisa ditolak sebab mulianya akhlak, indahnya perilaku, sempurnanya karakter. Jika Quraisy menolak, itu sebab ide yang dibawanya, bukan karena pribadinya.
Tapi kita berbeda, bisa jadi yang orang tolak bukan ide kita, tapi kelakuan kita. Yang orang nggak suka bukan Islam yang kita bawa, tapi kasarnya kita, jahatnya kita, bodohnya kita.
Sayangnya, bila kita sudah merasa bahwa kita ini wakilnya Islam, kita kira kalau ada orang menolak kita, berarti mereka menolak Islam. Nggak gitu juga, bisa jadi mereka terima dari orang lain.
Tapi nggak bisa dipungkiri, model Quraisy jahil itu banyak. Yang mereka nggak suka adalah idenya, jadi selama idenya sama, siapapun yang bawa ide itu, bakal ditolak, dan dibenci.
Intinya, kita harus fair pada setiap orang, termasuk fair pada diri sendiri. Maksudnya fair? Yaitu menerima, bahwa kita dan orang lain, punya kemungkinan benar, juga punya kemungkinan salah.
Artinya kita mesti dewasa, kalau ada orang yang nggak sepakat sama kita, jangan buru-buru nge-judge dia nggak suka ide kita. Bisa jadi kita aja yang dia nggak suka.
Sebaliknya, bisa nggak kita memperlakukan manusia tetap manusia meskipun kita nggak suka sama idenya? Kan idenya dia yang kita nggak suka, bukan dia sebagai manusia?
Yang kita benci itu zina-nya, bukan pezina. Yang kita benci itu maksiat-nya, sedang pelakunya masih manusia. Manusia bisa berubah, ide dan perbuatan maksiat itu tetap.
Lagian kalau kita benci sama orangnya, gimana kita bisa ngundang mereka, ngajak mereka dan kasihtau kalau Islam itu keren, indah, masuk akal, dan nenangin banget?
(Felix Siauw)/IG