Turut berduka cita yang sedalam dalamnya atas wafatnya Dr. Essam Mohamed Hussein el-Erian (عصام محمد حسين العريان) salah satu tokoh senior Ikhwanul Muslimin dan pimpinan Partai Kebebasan dan Keadilan Mesir (FJP).
Dikutip dari Aljazeera, Essam el-Erian telah meninggal karena serangan jantung di Penjara Tora yang terkenal kejam di Kairo, kata sumber keamanan Mesir.
Essam el-Erian, yang dijatuhi hukuman seumur hidup setelah kudeta militer terhadap presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis Mohamed Morsi, meninggal pada usia 66 tahun.
Seorang pengacara yang mewakili Ikhwanul Muslimin, Abdel Moneim Abdel-Maqsoud, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada media lokal bahwa dia menerima telepon pada hari Rabu (12/8/2020) dari otoritas penjara yang memberitahukan tentang kematian el-Erian.
"Saya tidak tahu apakah dia meninggal di penjara atau di rumah sakit," katanya. "Saya memberi tahu keluarganya tentang kematiannya untuk memulai prosedur pemakaman."
Menurut Abdul-Maqsoud, dia dan keluarga el-Erian tidak dapat menjenguknya selama sekitar enam bulan setelah pihak berwenang menangguhkan kunjungan ke penjara, mengklaim tindakan pencegahan untuk memerangi virus corona.
Selama ini, Penjara Tora terkenal sebagai penjara yang kejam.
Ikhwanul Muslimin melalui partai FJP memenangi Pemilu Mesir pada Juni 2012. Di pemilu pertama setelah Presiden Hosni Mubarak lengser itu, melalui Partai Kebebasan dan Keadilan (kendaraan politik IM), tokoh IM Muhammad Mursi terpilih sebagai presiden dengan 57 persen suara.
Namun, pemerintahannya hanya bertahan satu tahun tiga hari. Dia lengser setelah aksi demonstrasi besar dan diakhiri kudeta militer pada 3 Juli 2013. Militer yang pernah berkoalisi dengan pemerintahan Mursi berbalik melawan IM dalam pembantaian Rabaa pada Agustus 2013.
Syeikh Essam el-Erian adalah petinggi IM lain yang wafat di penjara As sisi.
Beliau termasuk yang ditangkap di awal awal kudeta Militer terhadap Presiden Muhammad Mursi yang juga wafat dalam penjara.
Sejak awal kudeta terhadap Mursi 2013 lalu, Saya termasuk yang terus memantau kondisi pimpinan-pimpinan FJP di penjara-penjara Asisi saat ini.
Syeikh Essam el-Erian merupakan petinggi Partai FJP yang di awal awal kudeta militer tetap keras menolak rezim boneka as sisi bersama tokoh FJP lainnya semisal Badi', Al Katatni, Syater, Beltagi, Hijazi dkk.
Orang-orang terbaik Mesir saat ini semua mendekam di penjara, Mesir saat ini ibarat Jerman di bawah Hitler.
Orang-orang Mesir masih perlu belajar agar bencana seperti ini tidak terulang lagi. Perjalanan Mesir selalu menarik karena hadirnya IM di panggung politik modern yang memiliki saham begitu besar dalam pembangunan demokrasi di kawasan teluk.
Apa yang IM lakukan di Mesir banyak positifnya ditengah juga begitu banyak kekurangannya.
Jika IM mau berkuasa lagi di Mesir, maka mereka harus mau bersabar dan mau merubah pola perjuangannya. Kaum muda IM Mesir harus berani berijtihad lebih menyesuaikan zaman dan menolak doktrin kalangan tua yang sudah ekspired.
Jika IM mau kembali ke panggung kekuasaan, mereka perlu menelaah kembali nasehat nasehat al Qardwawi, ar Raisuni, Tariq Ramadhan, Ghanoucci, Erdogan dan yang semisal dengan mereka.
IM sangat besar peluang kembali berkuasa di Mesir jika pengaruh doktrin kalangan tua IM bisa dikikis pelan pelan sampai habis, dan bisa masuk ke arena lebih luas, lebih berani, dan lebih fleksibel dengan tetap menjaga nilai nilai dakwah dan demokrasi.
Bencana kadang terjadi bukan karena kita kurang cerdas dan kurang waspada. Tapi bisa juga karena kemampuan beradaptasi dengan peta dakwah di alam demokrasi kekinian yang lemah dan kurang licin.
Semoga Allah menerima semua amal amal beliau, diampuni semua dos dosa beliau, dan wafatnya beliau menjadi energi baru bagi rakyat Mesir menuju arah baru perjuangan untuk terus melawan tiran.
Inna lillahi wainna ilaihi rojiun.
(By Tengku Zulkifli Usman)