Di antara peranan keturunan Arab terhadap Kemerdekaan Indonesia adalah:
1. Tanpa sok-sok membela HAM, Raden Saleh bin Sayyid Yahya menentang dan mengabarkan penjajahan di Indonesia kepada dunia lewat lukisannya.
2. Tanpa pencitraan, Faraj bin Sa'id bin 'Awadh Martak menghibahkan rumahnya di Jalan Pengangsaan Timur Nomor 56 Cikini Jakarta untuk Sukarno, dan dipakai untuk Proklamasi 17 Agustus 1945.
3. Tanpa euforia 'NKRI Harga Mati', Sultan Siak Syarif Qasim II bin Syarif Hasyim menghibahkan mahkotanya dan simpanan kesultanan sebanyak 13 juta Gulden (sekitar 69 juta Euro) sebagai modal awal Republik Indonesia yang baru berdiri. Bersama Sultan Serdang, Beliau mengajak seluruh raja di Sumatera untuk segera meleburkan diri dalam NKRI.
4. Tanpa teriak-teriak 'Saya Pancasila', Sultan Pontianak Syarif AbdulHamid II bin Syarif Muhammad al-Qadrie merancang lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.
5. Tanpa heboh-heboh 'Saya Indonesia', dua jurnalis bersaudara Muhammad Asad Syahab dan Muhammad Dhiyaa Syahab melalui Arabian Press Board mengabarkan kemerdekaan Indonesia ke mancanegara.
6. Tanpa takut dibilang kadrun, AbdulRahman Baswedan bersama Haji Agus Salim, Nazir Sutan Pamuncak, dan Haji Rasyidi mencari dukungan dan pengakuan negara-negara Arab atas kemerdekaan Indonesia. Dengan bantuan dan desakan dari Hasan al-Banna -pendiri organisasi al-Ikhwan al-Muslimun-, Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, diikuti Palestina.
7. Tanpa merasa paling Nasionalis, Haji Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad al-Muthahar menciptakan lagu Mars Hari Merdeka dan Hymne Syukur.
Kita bersyukur, orang-orang dari negara api yang kepedean paling berjasa dan latah mengklaim perjuangan tidak ada pada waktu itu, sehingga mereka tidak mengusir ke Arab para Ulama, Habib, dan Santri yang berjuang sampai syahid merebut kemerdekaan Indonesia.
Dirgahayu Indonesia.
Jayalah NKRI.
Indonesia jaya tanpa 'kadal teriak kadal'.
(By Fadlan Mustiqa)