[PORTAL-ISLAM.ID] Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menjadi salah satu deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Manuver Gatot kalau untuk maju ke Pilpres 2024 dinilai kurang kuat jika hanya ada di KAMI.
"Yang harus dilakukan Gatot Nurmantyo bukan join ormas kalau kemudian mau memang maju ke konstelasi pilpres, walaupun sah-sah saja kalau langkah join ormas ini menjadi hal strategis buat Gatot," kata pendiri lembaga survei KedaiKOPi, Hendri Satrio, kepada wartawan, Selasa (18/8/2020).
Pria yang akrab disapa Hensat ini mengatakan sebaiknya Gatot mencontoh langkah eks Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum Partai NasDem Surya Paloh. Dia mengatakan ormas bisa saja meningkatkan popularitas namun tidak bisa jadi kendaraan politik.
"Sebetulnya langkah sebelumnya sudah ada, yaitu mencontoh langkah SBY. Bikin partai sendiri. Karena saat itu SBY mendapat dukungan dari rakyat, makanya diambil jalur yang berani, menurut saya, membentuk partai dan akhirnya jadi (presiden)," ujar dia.
"Sama halnya, mungkin juga bisa Gatot terinspirasi langkah yang dilakukan Surya Paloh dengan membentuk ormas dan menjadikan partai politik dan sekarang jadi parpol yang bisa menembus Senayan, itu juga bagus. Dengan sistem pemerintahan dan demokrasi sekarang ini, menjadi ormas juga bisa jadi batu loncatan untuk meningkatkan popularitas. Tapi untuk maju ke langkah berikutnya akan sulit, karena butuh parpol," imbuhnya.
Hensat menilai KAMI tak cukup bisa meningkatkan popularitas dan elektabilitas yang merupakan modal nyapres. Sebab, di dalam KAMI juga banyak tokoh yang punya basis pendukung sendiri.
Selain itu, di dalam KAMI juga ada tokoh yang dinilai Hensat sebagai tokoh senior seperti Rizal Ramli dan Rahmawati Soekarnoputri. Dia menilai tokoh-tokoh tersebut punya peluang yang sama dengan Gatot untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas jelang Pemilu 2024.
Hensat kembali mengingatkan, untuk ikut dalam kontestasi pilpres, Gatot membutuhkan kendaraan politik. Sehingga KAMI tak cukup kuat untuk 'dipakai' Gatot untuk masuk ke gelanggang pilpres.
"Kecuali dari awal KAMI sudah menunjuk Gatot sebagai pentolan yang akan didorong untuk Pilpres 2024. Itupun Gatot masih terhalang sistem partai. Kecuali Gatot meniru langkah Surya Paloh atau langkah SBY yang membentuk partai sendiri. Maka Gatot bisa memanfaatkan KAMI sebagai kendaraan politik untuk maju ke 2024," ungkap dosen Universitas Paramadina ini.
Di sisi lain, Hensat menilai keberadaan KAMI penting dan baik untuk iklim demokrasi Indonesia. KAMI bisa jadi pengingat agar program pemerintah dirasakan masyarakat.
"Tapi overall, KAMI ini wadah yang baik sekali untuk ada di Indonesia yang bisa memberi masukan kritis, juru pengingat pemerintah bila ada yang keluar jalur, sehingga pembangunan di Indonesia akan lebih terarah untuk kesejahteraan rakyat. Menurut saya dalam sistem demokrasi, KAMI perlu diapresiasi. Dan menurut saya pemerintah Jokowi sudah cukup tepat memberi ruang kepada KAMI saat ini," ucap Hensat.
Sumber: detikcom