Berebut Tulang di Kekuasaan
Oleh: Wawat Kurniawan
Di Pelindo ada nama Rini Soemarmo, di Jiwasraya ada nama Erick Tohir, di KPU ada PDIP, dan di Asabri ada nama Moeldoko. Baru-baru ini adalah drama penangkapan komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Lalu beredarnya screenshot chat WA Denny JA, tetua lembaga survei yang meminta jabatan komisaris Inalum pada opung Luhut.
Mega tertohok, Hasto kader kesayangannya disebut terindikasi suap, apalagi ada berita Arief Budiman, ketua KPU diancam untuk memenangkan partainya, makin membuat Mega bingung, dan lalu ada pernyataan bahwa dia yang bikin KPK, tapi PDIP terus yang jadi sasaran tembak KPK. Sampai disini saya kok pengen ngakak, tapi wedi tambah lemu...
Intinya....drama politik Indonesia adalah alur cerita tentang siapa memangsa siapa. Masing-masing adalah makhluk buas di rimba Indonesia.
Skandal-skandal perampokan itu bisa jadi mungkin tentang perseteruan para ASU gede berebut tulang di kekuasaan. Tapi yang terdampak pertama kali dalam kejahatan perampokan ini sudah pasti adalah rakyat.
Yang diembat itu uang nasabah Jiwasraya, uang jamaah haji, uang iuran para pensiunan. Soal moralitasnya, rezim ini parah banget.
Kasus Pelindo pernah ditangani KPK, di era rezim sebelumnya, lalu menghilang. Kini muncul lagi dengan kerugian negara 6T, di era rezim yang sama dengan pimpinan rezim yang sama pula.
Rakyat, selain terdampak pencabutan sejumlah subsidi, juga terdampak akan kenaikan harga-harga di pasaran. Dampak dominonya akan banyak sekali.[fb]
Di Pelindoada nama Rini Soemarmo, di Jiwasraya ada nama Erick Tohir, di KPU ada PDIP, dan di Asabri ada nama Moeldoko....
Dikirim oleh Wawat Kurniawan pada Minggu, 02 Agustus 2020