[PORTAL-ISLAM.ID] Pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mengaku tidak mendapat laporan mengenai kondisi terkini perusahaan hingga merugi Rp 11,33 triliun dikritik.
Berita terkait
Menurut Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, pernyataan itu mengulangi kebiasaan Ahok saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, yaitu selalu lempar masalah ke pihak lain.
"Itu memang gaya lama dia, zaman jadi wakil dan gubernur DKI pun begitu, pemimpin yang selalu menyalahkan anak buah adalah karakter anti demokrasi, mau menang sendiri, tidak egaliter dan nggak obyektif," ujar Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (27/8/2020).
Padahal menurut mantan Sekjen ProDEM ini, pembukuan laporan keuangan dipastikan mendapatkan accord (ACC) dari Komisaris, seperti Ahok.
"Pembukuan laporan keuangan itu pasti ada ACC dari komisaris, contohnya pernah ada kasus "window dressing" laporan keuangan yang dipercantik padahal rugi direkayasa jadi untung di Garuda Indonesia yang akhirnya terbongkar karena ada salah satu komisaris tidak mau teken itu laporan keuangan," jelas Satyo.
Sehingga, Satyo tidak yakin jika mantan narapidana kasus penistaan agama tersebut tidak mengetahui laporan kerugian di Pertamina.
"Lah ini sudah dipublish kok baru alasan nggak dikasih laporan sama Dirut (Direktur Utama), jadi itu alasan yang nggak mungkin," pungkas Satyo.
Ahok memang tengah jadi sorotan publik. Ini lantaran sesumbarnya bahwa Pertamina bisa untung sambil merem berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi. [RMOL]