[PORTAL-ISLAM.ID] Pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus, adalah salah satu dari sejumlah pemimpin dunia yang diundang oleh Turki ke sebuah upacara pada hari Jumat besok (24/7/2020) yang menandai konversi kembali Hagia Sophia di Istanbul menjadi sebuah masjid.
Paus diundang untuk menghadiri upacara bersejarah bersama antara 1.000 dan 1.500 yang diharapkan untuk menghadiri doa Jumat di Hagia Sophia, juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin mengatakan kepada CNN.
Presiden sejumlah negara asing lain yang tidak disebutkan namanya juga telah diundang ke upacara tersebut, Hurriyet Daily News melaporkan minggu ini.
Para pemimpin Azerbaijan dan Qatar, keduanya sekutu dekat Ankara, diharapkan hadir.
Tidak jelas apakah Paus Fransiskus akan menghadiri upacara tersebut. Takhta Suci belum mengomentari undangan itu.
Awal bulan ini, pemimpin Katolik itu mengatakan dia "sangat tertekan" atas keputusan untuk mengubah monumen terkenal di dunia menjadi tempat ibadah Muslim.
"Pikiranku pergi ke Istanbul. Aku memikirkan Hagia Sophia dan aku sangat sedih," katanya.
Salah satu lokasi wisata paling banyak dikunjungi di Turki, Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai katedral di bawah Kerajaan Bizantium Kristen.
Ia kemudian dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Istanbul pada tahun 1453 tetapi menjadi museum sebagai bagian dari upaya sekularisasi yang dipimpin oleh Mustafa Kamal Ataturk, pendiri Republik Turki modern.
Keputusan kontroversial untuk mengubah status situs Warisan Dunia UNESCO telah menimbulkan kecaman dari negara tetangga Yunani dan Mesir, saingan sengit Turki.
AS juga menyatakan "kekecewaan", sementara Moskow mengatakan keputusan itu "dicatat dengan penyesalan". Dewan Gereja Dunia, yang mewakili 350 gereja Kristen, dan gereja Ortodoks Rusia juga menyuarakan penentangan mereka terhadap tindakan itu.
Ibadah resmi pertama akan diadakan di masjid yang baru dikonversi pada Jumat. Mereka akan dipimpin oleh Ali Erbas, pejabat agama top Turki.
Pada hari Selasa, Konferensi Waligereja Katolik Amerika Serikat meminta umat untuk bergabung dengan Keuskupan Agung Yunani Ortodoks Amerika untuk menandai hari Jumat sebagai "Hari Berkabung" atas kepindahan itu.
Sumber: alaraby.co.uk