[PORTAL-ISLAM.ID] Anggota Komisi VI Fraksi Gerindra Andre Rosiade membenarkan jika Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membatalkan kontrak-kontrak alutsista senilai Rp 50 triliun. Masalah pembatalan kontrak ini sebelumnya diungkap Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.
"Memang betul, menurut informasi yang saya dapatkan memang betul. Hal ini kan sudah diungkap Bang Rizal Ramli di dialog ILC," kata Andre kepada detikcom, Senin (20/7/2020).
Andre menjelaskan, sejak awal menjadi menteri pertahanan, Prabowo Subianto mengevaluasi pembelian alutsista. Setelah itu, dia bilang, kontrak itu dibatalkan dengan dua alasan.
Pertama, alutsista itu dianggap tidak cocok digunakan di Indonesia. Kedua, alutsista itu dianggap kemahalan.
"Kedua dianggap kemahalan sehingga beliau membatalkan pembelian itu Rp 50 triliun," ungkapnya.
Andre tak memaparkan secara rinci alutsista apa saja yang dibatalkan. Meski demikian, dia mengatakan, dari awal Prabowo berkomitmen untuk menghentikan kebocoran anggaran negara.
"Kita semua tahu Pak Prabowo dari dulu punya komitmen membantu Pak Jokowi, pertama Indonesia tetap bersatu. Kedua membantu pemerintahan sukses dalam tujuan pemerintah. Ketiga komitmen Pak Prabowo menghentikan kebocoran-kebocoran anggaran negara," ungkapnya, seperti dilansir detikcom.
Sebelumnya di acara ILC tvOne beberapa waktu lalu, ekonom senior Rizal Ramli menyebut Pemerintah harus berterima kasih pada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Hal itu lantaran Prabowo melakukan penghematan tahun lalu.
"Terima kasih sedikit sama Prabowo. Enggak kedengeran suaranya," kata dia dalam ILC tvOne, Selasa 21 April 2020.
Dimana dirinya tidak menandatangani proyek pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista). Sehingga di saat pandemi virus corona atau covid-19 ini pemerintah masih punya anggaran yang mungkin bisa dipakai untuk menangani corona.
“Dia tidak tandatangani semua proyek pembelian alutsista yang markup-nya lebih dari 10 persen. Itu dia menghemat Rp3,4 miliar dollar diem-diem. Total 50 triliun karena bisanya total mark-up alutsista itu ratusan persen, ada yang ribuan persen. Dia maksimun 10 persen. Di atas 10 persen dia gak mau tanda tangan. Dia sudah lapor sama Jokowi sekitar 3,4 miliar dolar itu hampir Rp50 triliun tahun kemarin," katanya.
Dalam kesempatan itu, Rizal juga menyebut pemerintah masih punya uang untuk difokuskan menangani corona. Dirinya minta pemerintah menunda dulu proyek pembangunan infrastruktur yang ada di Tanah Air.
Kemudian, anggaran proyek pembangunan infrastruktur bisa digunakan dulu untuk menangani kasus corona ini. Misalnya proyek pembangunan Ibu Kota Baru.
"(Pemerintah masih punya) Total 207 triliun. Hentikan proyek infrastruktur yang enggak jelas juga, Ibu Kota baru itu. Hentikan dulu, pake uangnya (tangani corona)," kata dia lagi.
[VIDEO]
Diam-diam Prabowo selamatkan uang negara Rp 50 triliun dari mark up pembelian alutsista— π΄πΊπΎ π πΈπ³πΎπ³πΎ (@ekowboy2) April 22, 2020
Beliau rela dicaci demi selamatkan uang rakyat dari mafia & pemburu rente pic.twitter.com/2a08yX5Awr