Tangan Dingin Anis Matta
Sebagai pengamat, saya tau betul begaimana beratnya membuat sebuah partai politik baru di era sekarang.
Datanya sangat jelas, pada pemilu 2019 lalu, gak ada satu partai baru pun bisa melenggang ke Senayan.
Anis Matta tentu punya kalkulasi lain saat memutuskan mendirikan partai Gelora Indonesia.
Dan kalkulasi Anis bisa jadi hampir sama dengan kalkulasi saya sebagai pengamat. Bisa jadi juga kesamaan cara hitung inilah yang membuat saya bertemu dengan Pak Anis di partai baru ini. Cara menghitung masa depan Indonesia.
Anis punya pandangan berbeda daripada kebanyakan aktivis, itu yang saya tangkap dalam beberapa kali diskusi di awal awal Gelora lahir.
Saya berpendapat, Anis bukan hanya serius ingin bertarung dalam ranah politik tanah air, melainkan juga sudah punya peta jalan yang sangat jelas tentang masa depan Indonesia menjadi kekuatan 5 besar dunia.
Saya bisa menyebut, Anis adalah kalangan Islam Politik yang mampu mendefenisikan ulang term Islam Politik itu sendiri. Baik teori maupun praktek.
Kemampuan melakukan redefenisi inilah yang sangat langka di Indonesia di tengah mandegnya pola pikir mayoritas aktivis tentang Islam, Politik, Demokrasi, dan Nasionalisme.
Berdasarkan pengalaman saya meneliti banyak negara Islam dan pasang surutnya demokrasi di dunia Islam di seluruh dunia, saya lihat Anis ingin mengisi ruang kosong yang selama ini tidak diisi oleh kebanyakan politisi muslim di banyak negara.
Inilah yang saya sebut sebagai narasi besar partai Gelora yang berlevel dunia. Sebuah gagasan baru yang sama sekali masih susah dipahami oleh aktivis yang masih terjebak status quo.
Anis mampu menangkap ruang kosong yang saya sebutkan diatas dengan melaunching gagasan arah baru Indonesia. Sejatinya jeroan narasi arah baru adalah gagasan baru islam politik dalam beradaptasi dengan gaya demokrasi modern di negara-negara mayoritas berpenduduk muslim.
Lahirnya partai Gelora sebenarnya untuk menjawab ruang kosong itu, ruang kosong yang selama ini tidak pernah diisi dengan ijtihad akal tapi sering diisi dengan debat kusir tak berkesudahan.
Tangan dingin Anis lewat narasi arah baru akhirnya mampu melahirkan ril power berbentuk sebuah partai politik. Sebuah kerja yang rapi dan terencana untuk mengeksekusi satu persatu ijtihad besar ini.
Yang harus dipahami oleh semua stakeholder Gelora adalah, bahwa begitu kita barada di kapal baru ini, maka segalanaya sudah berubah. New style. Segalanya wajib pakai mindset, cara pandang dan cara kerja yang berbeda dengan gaya gaya sebelumnya.
Makanya semua stakholder Gelora wajib mengosongkan gelas dan bersiap menginstall aplikasi baru bernama grand desain narasi politik partai Gelora, untuk menjadikan Indonesia sebagai negara berkekuatan dunia.
Narasi besar Anis Matta dkk tidak akan mampu dipikul oleh pendukung yang malas balajar, tidak terbuka dengan perubahan dan semua kalangan, tidak sigap dalam beradaptasi, dan tidak fokus dalam bekerja mengeksekusi satu persatu langkah langkah kita.
Ruang kosong itu tidak akan terisi jika mayoritas stakeholder Gelora masih dalam sikap egoisme pribadi dan membiarkan mental gelas yang sudah merasa penuh.
Karena bekerja dalam ranah politik gagasan nafasnya adalah konsistensi, profesional, cepat, tepat, efektif dan sangat fokus dalam berkarya.
Kerja-kerja politik gagasan tidak terikat dengan waktu dan periodesasi pemilu, ini adalah kerja jangka panjang dan membutuhkan kepala dan otak otak besar untuk membawa Indonesia lebih baik lagi.
Semua kita harus punya tangan dingin, harus punya otak yang cerdas, dan punya kemampuan merangkul seluruh anak bangsa. Kita dituntut punya kecepatan dalam berkeja dan kecepatan dalam membaca zaman.
PR membangun Indonesia ini sangat besar dan itu membutuhkan tangan tangan terampil juga ahli, dia tidak bisa apa adanya, tidak bisa mengalah dengan keadaan, dan memaklumi banyaknya kekurangan kita tanpa bergerak nyata merubahnya menjadi kekuatan.
29 Juli 2020
(By Tengku Zulkifli Usman)