SELAMA di bawah kepemimpinan kaum sekuler Turki adalah negara biasa saja.
Dalam percaturan politik dunia keberadaan Turki tak penting.
Ekonomi, industri, perdagangan, dan militer tak jauh beda dengan negara-negara Dunia Ketiga yang terbelakang dan banyak masalah internal.
Islam adalahnya ruhnya Turki. Tanpa Islam Turki bukan apa-apa dan siapa-siapa. Meninggalkan Islam sama saja dengan kembali kepada seribu tahun lalu ketika bangsa Turki sebatas kabilah-kabilah nomaden. Tak punya kekuasaan dan pemerintahan.
Islam adalah yang mengangkat derajat bangsa Turki. Bukan berasal dari Quraiys namun bisa menjadi pemimpin Dunia Islam selama lima ratus tahun.
Kini beda kondisinya.
Setelah dua puluh tahun Erdogan berkuasa Turki menjadi negara yang sangat diperhitungkan.
Erdogan paham Islam adalah ruhnya bangsa Turki. Maka dia bekerja siang malam untuk mengembalikan Islam kehadiran bangsa Turki.
Islamisasi berjalan bertahap. Kekuasaan melindungi Islam dan menjamin kaum muslimin menjalankan agama secara individu. Berlanjut ke ranah sosial.
Belum selesai. Masih panjang perjalanannya.
Selama dua puluh tahun Erdogan berkuasa kini Turki telah menjadi negara besar. Di Eropa sejajar dengan Jerman, Inggris dan Prancis.
Turki sudah menjelma menjadi negara yang kuat secara militer, perdagangan, industri, ekonomi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kini pandangan dan sikap Turki tentang politik global begitu diperhatikan dunia.
Turki sekarang adalah subjek bukan objek lagi.
Pengembalian Aya Sofya sebagai tanah wakaf dan masjid akan mempercepat kebangkitan Dunia Islam.
Saya menyimak bagaimana semua bangsa di Asia Tengah dan Balkan langsung terbangunkan. Aya Sofya adalah simbol keperkasaan dan kepahlawanan rumpun bangsa Turki yang tersebar dan mendiami wilayah yang luas di Asia Tengah dan Eropa.
Tahun-tahun kedepan sangat mungkin terjadi "benturan peradaban". Bangkitnya politik dan peradaban Islam tak ayal akan mendorong kaum muslimin maju sebagai qiyaadatul 'aalam (pemimpin dunia).
Para pemuda Islam kembalilah kepada Islam. Islam adalah ruh kita. Jiwa kita. Islam akan memberikan masa depan kepada kita.
Persiapkan diri kalian. Jadilah kalian generasi seperti Abu Ubaidah, Kholid bin Al-Walid, Amr bin Ash, Qutaibah bin Muslim, Asad bin Furat, Al-Manshur, Nuruddin Zanki, Sholahuddin Al-Ayyubi dan Muhammad Al-Fatih.
Sungguh masa depan adalah milik Islam.
(Hafidin Achmad Luthfie)
Ayasofya... Rüzgârlar essin kubbende hürriyetin. Ta ezelden sen bizimsin, biz de senin... pic.twitter.com/DkBdP89hwZ
— Recep Tayyip Erdoğan (@RTErdogan) July 22, 2020