ERDOGAN DISERANG KIRI DAN KANAN
(1) “Apa yang dilakukan Erdogan adalah bentuk ketidaktoleransian kepada yang berbeda.”
Pertama, sepertinya kita malah harus berterimakasih kepada Erdogan karena telah menunjukan sikap toleransi yang sangat tinggi. Banyak dari kita yang sepertinya keliru terkait isu Hagia Sophia belakangan. Bahwa dikembalikannya lagi fungsi Hagia Sophia sebagai masjid bukan berarti meniadakan fungsinya sebagai museum. Mozaik dan kekayaan arsitektur Hagia Sophia akan terus dibuka untuk umum, sebagaimana fungsinya sebagai museum. Namun, jika sebelumnya ia hanya sebagai museum, kedepan Hagia Sophia juga akan berfungsi sebagai masjid. Dual fungsi semacam ini bukan hanya Hagia Sophia, Vatikan juga difungsikan serupa. Artinya, semua orang akan terus bisa menikmati keindahan fisik Hagia Sophia, dan muslim secara khusus memiliki kesempatan menikmati ibadah di Hagia Sophia.
Kedua, bahwa pasca penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih, fungsi Hagia Sophia adalah sebagai masjid. Hal tersebut bertahan ratusan tahun lamanya. Sampai pada era Ataturk Hagia Sophia dijadikan museum. Ada dua poin yang harus diperhatikan. Pertama; Jika bukti surat menyurat tentang pembelian Hagia Sophia di era Ottoman adalah valid, maka pengembalian fungsi museum menjadi masjid adalah hak penuh Turki. Tidak bisa dikatakan tidak toleransi sebab itu sudah berpindah tangan secara legal. Kedua, sepatutnya yang dilabeli tidak toleransi adalah Ataturk karena di tangannya lah rumah ibadah dipaksa menjadi museum. Dan Erdogan tidak lebih hanya mengembalikan fungsi sebuah bangunan dengan tidak menghilangkan kekayaan arsitekturnya, plus bangunan itu akan tetap bisa dinikmati oleh semua orang.
Ketiga, jika yang menyatakan pernyataan diatas adalah muslim, maka pertanyaannya adalah, apakah anda sepakat dengan apa yang Sultan Al-Fatih lakukan? Pembebasan Konstantinopel dan merubah fungsi Hagia menjadi masjid? Kalau anda setuju akan hal itu kenapa marah ketika Erdogan mengembalikan fungsi Hagia sebagai masjid? Yang dilakukan Tuan Erdogan sekali lagi adalah apa yang dilakukan oleh Sultan Al-Fatih juga. Kalau ingin kecam Erdogan, jangan lupa kecam juga Sultan Fatih.
(2) “Lihat dong apa yang Umar ibn Khattab lakukan di Jerussalem”.
Pertama, menurut Dr. Waled Akhtar, pakar sejarah Islam, bahwa dalam tinjauan hukum perangnya, apabila musuh menyerah tanpa pertempuran, maka kekayaan asetnya tidak diganggu-gugat, dan itu yang berlaku di Jerussalem. Namun berbeda jika terjadi pertempuran, maka pihak yang menang memiliki opsi terhadap aset fisik.
Sebelum pembebasan Konstantinopel Sultan Fatih menawarkan kepada empunya Konstantinopel agar menyerah dan semua aset kekayaan mereka tidak akan di ganggu-gugat. Tapi dia menolak, dan terjadilah pertempuran.
Kedua, jikapun tidak sepakat dengan argumen diatas, ada dokumen bukti pembelian Hagia Sophia yang itu menjadikan Turki punya hak atas Hagia Sophia. Jadi ya kalau pun dijadikan masjid oleh Al-Fatih ya itu suka-suka dia, lah wong itu punya dia.
(3) “Gak ada fungsinya itu kan sudah banyak masjid. hanya merusak kerukunan beragama.”
Pertama, ente tau gak ada berapa masjid yang diubah jadi bangunan ibadah lain? Protes gak? Lah ini kok heboh kali?
Kedua, kalau dikatakan sudah banyak masjid terus mubazir. Ini yang paling lucu. Ibarat lo punya anak dua, anak lo diambil orang terus dijadikan anaknya. Suatu saat lo jumpa lagi itu anak dan malingnya, terus lo tuntut ke pengadilan dan lo menang. Anak itu lo bawa balik kerumah dan jadi anak lo lagi. Terus ada tetangga ngomong, ngapain lagi sih ambil anak itu, kan sekarang udah ada banyak anak. Kesel gak?
(By Ahmad Syauqi)