MIMPI ITU CELAH PELEPASAN ENERGI
Pikun. Itu komentar banyak orang ketika Franklin D. Roosevelt merencanakan memproduksi 30.000 pesawat tempur saat Perang Dunia Kedua. Padahal, industri militer Amerika saat itu hanya mampu memproduksi maksimal 400 buah. Kenyataannya, mereka akhirnya memproduksi 50.000 pesawat tempur.
Cerita itu selalu meyakinkan kita bahwa mimpi besar yang menyerupai utopia adalah apa yang sangat kita butuhkan di tengah krisis. Itu yang akan menjadi celah pelepasan energi kolektif kita. Sebab, krisis bisa melumpuhkan pertahanan jiwa dan mematikan proses kreativitas kita.
Mencari solusi dari krisis tidak akan menghasilkan sesuatu jika pikiran dan jiwa kita lumpuh. Realitas yang hitam pekat harus dilawan dengan mimpi besar yang terang benderang. Di antara ruang realitas yang sempit dengan imajinasi yang lapang, ada celah yang secara diam-diam mengalirkan energi kita. Itu membuat kita merasa berdaya, kuat dan percaya diri. Dan seketika semua situasi akan tampak berbeda sama sekali.
Janji pembebasan Romawi dan Persia juga diucapkan Rasulullah SAW saat kaum Muslimin justru terkepung dalam Perang Khandak. Bukan dalam sebuah obrolan santai di beranda Mesjid Madinah. Mimpi itu melepas energi mereka dan seketika mereka meledak. Lalu menang besar.
Itu sebabnya mimpi menjadikan Indonesia 5 besar dunia adalah cara melepas energi kolektif kita sebagai bangsa, lalu meledakkannya dalam pencapaian besar. Tak akan ada yang bisa kita capai tanpa mimpi besar. Itu mungkin tampak seperti utopia. Tapi, itulah cerita masa depan kita.
12/07/2020
Muhammad Anis Matta
(Ketum Partai Gelora Indonesia)
MIMPI ITU CELAH PELEPASAN ENERGI Pikun. Itu komentar banyak orang ketika Franklin D. Roosevelt merencanakan memproduksi...
Dikirim oleh Anis Matta pada Sabtu, 11 Juli 2020