[PORTAL-ISLAM.ID] Sebanyak 57 Pastor Pribumi Papua yang dikoordinatori oleh Jhon Alberto Bunay, menyatakan agar pemerintah Indonesia menggelar referendum di West Papua. Para pastor menilai pemerintah Indonesia tidak perlu takut untuk menyatakan referendum bagi Papua Barat, sebab itu akan mendatangkan keuntungan bagi Indonesia.
“Pemerintah Indonesia bisa menetapkan sikap dan keputusan terbaiknya atas Papua, yang masih menjadi bagian dari rakyat Indonesia dan wilayah teritorial hukum Indonesia untuk pelaksanaan referendum bagi tanah Papua,” katanya membacakan seruan jilid II 57 Pastor Katolik pribumi dari lima keuskupan Se regional Papua, saat jumpa pers di kediaman Pastoran Kondius, Abepura, Selasa (21/7/2020).
Bunay katakan, pemerintah Indonesia harus membuat suatu keputusan politik yang spektakuler dan sangat prestitusius, untuk memberikan kesempatan referendum bagi Papua. Apa pun hasil putusan dari referendum nanti, harus diterima Indonesia.
“Kami berpikir, dengan digelarnya referendum bagi West Papua akan membantu sepenuhnya pembenahan Papua pasca keputusan politik yang hebat itu,” katanya.
Pihaknya meminta Pemerintah Indonesia, jangan pikir tentang untung atau rugi atas sumber daya alam di Papua, bila ada referendum.
“Bila dari hasil referendum yang digelar dengan jujur dan adil itu ternyata mayoritas Rakyat Papua memilih merdeka, maka merdekalah Papua. Di sana Pemerintah Indonesia tetap ada bersama Papua untuk membawa Papua sebagai pemimpin di Melanesia mencapai zaman keemasan Pasifik, supaya tidak ada lagi air mata dan darah lagi di atas tanah Papua bersama Indonesia,” katanya.
Lanjut Bunay, di alam kemerdekaan Papua itu, bangsa Papua adalah saudara dan sahabat sejati bangsa Indonesia. Papua adalah mitra penyangga utama Indonesia dalam menyongsong Indonesia raya, menuju zaman keemasan nusantara agung adi daya di Asia sekaligus The New Super Power Of The 17 world menggantikan hegemoni Amerika dan dunia barat.
“Saat itulah, Papua dan Indonesia akan tampil sama-sama sebagai suatu kekuatan pembaharuan masyarakat global, disitulah Indonesia akan diakui juga sebagai negara demokrasi terbesar di dunia,” katanya.
Bunay mengatakan, pemerintah dan segenap rakyat Indonesia perlu mengakui dan menjunjung tinggi harkat, derajat dan martabat orang asli papua sebagai tuan di atas negeri pusaka miliknya.
“Karena itu, orang Papua harus memimpin negerinya sendiri. Harus ada kebebasan yang bertanggungjawab di tangan rakyat Papua atas negerinya, dan atas hubungannya dengan saudara angkatnya Indonesia,” katanya.
Belum lama ini pendiri serta anggota Dewan Gereja Papua, Pdt Dr Socrates S Yoman menyatakan penolakan terhadap otonomi khusus dan menuntut hak penentuan nasib sendiri melalui referendum.
“Kami sebagai orang asli Papua bilang, Otsus Papua sudah gagal. Kami sebagai gereja, sebagai pemegang suara mandat umat Tuhan, mereka berikan kepercayaan kepada kami untuk menyampaikan Otsus sudah gagal. Kami dari Dewan Gereja Papua berkesimpulan bahwa Otsus itu mati, (silahkan) dialog dengan United Liberation Movemet For West Papua (ULMWP),” katanya.
Sumber: https://jubi.co.id/57-pastor-pribumi-papua-serukan-referendum-untuk-papua/
***
ULMWP adalah Gerakan Pembebasan Papua Barat.
Ustadz Yahya Waloni, mantan pendeta mempertanyakan tuntutan para pastor ini.
"Pastor yg sangat pancasialis....?" singgung ustadz Yahya Waloni di akun twitternya.
"Jika itu para Ustadz dan kiyai, pasti dituduh makar dan pemberontak ingin mendirikan Negara Khilafah," timpal netizen.
Jika itu para Ustadz dan kiyai, pasti dituduh makar dan pemberontak ingin mendirikan Negara Khilafah
— Putra05 (@putra_nofi) July 21, 2020