Tahap Kartu Prakerja sampai pada titik paling krusial sejak diluncurkan pada 12 April 2020: pembayaran kepada platform digital!
Ketua Tim Teknis Kartu Prakerja yang juga Jaksa Agung Muda Tata Usaha Negara (Jamdatun) dan mantan Direktur Penuntutan KPK Feri Wibisono mengatakan, “Kami menyarankan untuk membentuk tim evaluasi guna memverifikasi (platform digital mitra Kartu Prakerja) mana yang bisa dibayarkan dan mana yang tidak.” (Kompas, Sabtu 20 Juni 2020).
Berapa angka persis sebenarnya yang diperoleh platform digital dari hasil jual beli video pelatihan tidak pernah dilansir oleh pemerintah/Manajemen Pelaksana, meskipun ada sejumlah data beredar di masyarakat, yang saya catat sebagai berikut dan saya sandingkan dengan modal disetor dan pemegang saham pengendali perseroan seperti tercantum dalam akta perusahaan:
28 APRIL 2020 total nilai transaksi Rp120,7 miliar, rata-rata transaksi Rp520 ribu.
(1) PT Ruang Raya Indonesia (Ruangguru)
Jenis perusahaan: Penanaman Modal Asing (PMA)
Modal: Rp649 miliar
Pemegang mayoritas: Ruangguru PTE. LTD (Singapura)
Omset: Rp82,9 miliar
(2) PT Haruka Evolusi Digital Utama (Pintaria)
Jenis perusahaan: Penanaman Modal Asing (PMA)
Modal: Rp14,1 miliar
Pemegang mayoritas: Harukaedu PTE. LTD (Singapura)
Omset: Rp6,89 miliar
(3) PT Tokopedia
Jenis perusahaan: Penanaman Modal Asing (PMA)
Modal: Rp467 miliar
Pemegang mayoritas: Taobao China Hlding Limited dan SVF Investments (UK) Limited
Omset: Rp6,4 miliar
(4) PT Bukalapak.com
Jenis perusahaan: Penanaman Modal Asing (PMA)
Modal: Rp1,5 triliun
Pemegang mayoritas: Mirae Asset-Naver Asia Growth Investment PTE. LTD
Omset: Rp4,7 miliar
(5) PT Sekolah Integrasi Digital (Sekolahmu)
Jenis perusahaan: Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Modal: Rp307,4 miliar
Pemegang mayoritas: PT Cikal Teknologi Pendidikan
Omset: Rp3,6 miliar
(6) PT Avodah Royal Mulia (Mau Belajar Apa)
Jenis perusahaan: Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Modal: Rp500 juta
Pemegang mayoritas: Jordan Kamal
Omset: Rp1,69 miliar
(7) Sisnaker Kementerian Tenaga Kerja
Omset: Rp13,14 miliar
Pijar Mahir (BUMN Telkom)
Omset: Rp900 juta
27 MEI 2020. Total nilai transaksi tidak disebut. Total 702.974 transaksi pembelian video pelatihan di platform digital dengan market share sbb: Skill Academy (47%), Tokopedia (13%), Sisnaker (11%), Pintaria (8%), Bukalapak (8%), Sekolahmu (8%), Pijar Mahir (3%), dan Mau Belajar Apa (2%).
Jika diasumsikan rata-rata transaksi Rp520 ribu maka total nilai transaksi per 27 Mei 2020 sebesar Rp365,5 miliar.
Jika dibagi 45 hari (sejak luncur 12 April-27 Mei 2020) maka rata-rata omset harian ‘bisnis’ jual beli video Prakerja adalah sebesar Rp8,1 miliar.
Wow!
Menurut saya jelas negara tidak perlu membayar harga pembelian video per peserta kepada platform digital. Itu merugikan keuangan negara setidaknya Rp365,5 miliar.
Apakah cukup hanya mengganti biaya produksi video pelatihan sesuai harga wajar pasar (misalnya Rp5 juta-Rp10 juta per video)?
Masih rugi juga sebenarnya karena materinya banyak yang gratis di Youtube dkk.
Dihitung sumbangan buat negara sajalah.
Negara bayar Rp0! Cocok ya teman-teman?
Salam 5,6 Triliun.
(By Agustinus Edy Kristianto)