Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru
[PORTAL-ISLAM.ID] Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru menyebut tidak masuk akal bila beberapa pihak menyudutkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai komunis yang ciri utamanya adalah ateis. Sebab, seluruh kader PDI Perjuangan itu beragama.
Menurut dia, aktivitas keagamaan di PDIP pun sangat semarak. Setiap Hari Besar Islam seperti Idulfitri dan Iduldha, PDIP rutin menggelar Salat Id.
"Jangan lupa juga, PDIP memiliki organisasi sayap bernama Baitul Muslimin Indonesia atau Bamusi, organisasi sayap partai di bidang keislaman yang dibentuk oleh DPP PDIP pada tahun 2007. Bamusi ini beranggotakan kaum muslimin dari berbagai ormas Islam," ujar Gus Falah dalam pesan singkatnya kepada awak media, Jumat (26/6/2020).
Lebih lanjut, katanya, hampir di seluruh kantor PDIP mulai dari tingkat DPP, hingga DPC di pelosok Indonesia, memiliki masjid atau musala. Bahkan, di kantor DPP PDIP terdapat Masjid At Taufieq.
Selain di hari besar Islam, Masjid At Taufieq juga selalu menyelenggarakan ibadah shalat Jumat. Bahkan, rekan-rekan dari kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang kantornya bersebelahan dengan DPP PDI Perjuangan juga sering shalat Jumat di Masjid At Taufieq.
"Jadi, seluruh fakta yang ada menunjukkan PDIP sama sekali bukan komunis, sehingga para pihak yang selalu menuduh PDIP sebagai komunis itu, mungkin 'salah minum obat'" ujar Falah.
Terkait pembakaran bendera, Falah menegaskan, seluruh kader partai tegak lurus dengan komando Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dalam perintah hariannya, Megawati sudah menegaskan menempuh jalur hukum.
"Sebagaimana perintah harian Ibu Ketua Umum, kami serahkan ke jalur hukum soal pembakaran bendera itu. Kami bukan takut. Kami bisa saja bertindak keras, tetapi Ibu Megawati dan PDIP lebih cinta damai dan menghormati hukum," pungkasnya.
Tanggapan Netizen
"Mungkin memang agak berlebihan tuduhan PDIP komunis. Yang lebih tepat itu di dalam partai tsb ada orang2 berpaham komunis dan berusaha mengendalikan partai. Sekarang saat yang tepat bagi PDIP untuk menyingkirkan mereka, karena bisa berakibat negatif buat partai," ujar @archabandung.
"Musso pentolan PKI juga anak Kiyai besar di kediri koq...," komen @wansrachman.
"Okelah. Sebut aja 'penampung orang2 berideologi komunis' , boleh ?" timpal @Mada_Kelana71.
Mungkin memang agak berlebihan tuduhan PDIP komunis. Yang lebih tepat itu di dalam partai tsb ada orang2 berpaham komunis dan berusaha mengendalikan partai. Sekarang saat yang tepat bagi PDIP untuk menyingkirkan mereka, karena bisa berakibat negatif buat partai.— Arda Chandra (@archabandung) June 26, 2020
Musso pentolan PKI juga anak Kiyai besar di kediri koq...— Wans Crypto (@wansrachman) June 26, 2020
😂😂 lupa sejarah.hallo Muso..hallo aidit
— Ghea Johana (@Ghea_Jhana) June 26, 2020
Okelah.— M.A.D (@Mada_Kelana71) June 26, 2020
Sebut aja 'penampung orang2 berideologi komunis' , boleh ?
PDI bukan komonis ... tapi SARANG KOMONIS....— Abukital93 (@Abukital931) June 26, 2020