[PORTAL-ISLAM.ID] Kekhawatiran akan ditinggalkannya Prabowo Subianto oleh pendukung dari kelompok muslim seperti alumni 212 dan lainnya diprediksi tak akan terjadi bila Ketua Umum Partai Gerindra itu kembali mencalonkan diri di Pilpres 2024 mendatang.
"Sebelumnya ada kekhawatiran pemilih Prabowo akan meninggalkannya saat memutuskan bergabung di Kabinet Presiden Joko Widodo. Survei SPIN menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan," kata Director Survey and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL Sabtu (27/6/2020).
Dari hasil surveinya yang dilakukan 14-21 Juni, ada 56 % responden beragama muslim yang disurvei tetap memilih Prabowo Subianto, dibandingkan sisanya yang undecided voters. Hal itu diperkuat dengan migrasi pemilih Jokowi yang akan berlabuh ke Prabowo jika Pemilu dilakukan saat ini.
"Sebesar 10,4% pemilih Jokowi akan migrasi ke Prabowo, sedangkan sisanya terbagi ke Ganjar Pranowo sebesar 9,1%, Airlangga Hartarto 7,3%, dan beberapa nama lain," sambungnya.
Selain itu, SPIN memprediksi tidak ada pengaruh signifikan jika Prabowo tidak lagi di-support oleh kelompok muslim yang dulu mendukungnya di Pilpres 2019. Menurutnya, pemilih di 2024 akan lebih cair dari Pemilu sebelumnya, karena kaum milenial akan lebih mendominasi data pemilih.
"Memang pemilih muslim adalah mayoritas, tetapi fakta menunjukkan bahwa pada kontestasi Pemilu, semua kandidat masing-masing juga akan didukung oleh para ulama. Pengalaman dari Pilpres sebelumnya, komunitas pemilih muslim tidak pernah terkonsentrasi pada satu pasangan kandidat saja, tetapi pada semua pasangan calon," tandasnya.
Dalam survei yang dirilis Lembaga Survey and Polling Indonesia (SPIN), Prabowo Subianto masih yang terkuat.
"Jika Pemilu digelar hari ini, hasilnya, Prabowo Subianto juara dengan 15,2%, disusul Anies Baswedan 12,6%, Ganjar Pranowo 10,8%, Sandiaga Uno 9,5%," kata Direktur Eksekutif SPIN, Igor Dirgantara.
Survei ini dilakukan pada 14-21 Juni 2020 dengan metode wawancara tatap muka terhadap 1.100 responden berusia 17 tahun dan memenuhi syarat sebagai pemilih yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Dengan metode multistage random sampling, margin of error berada di 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. [RMOL]