(© Situs Resmi UNAIR)
[PORTAL-ISLAM.ID] Pandemi virus corona yang masih menyerang nyaris seluruh negara di dunia, terus membuat resah banyak pihak. Tak terkecuali Indonesia.
Teror Covid-19 ini mendorong Indonesia melakukan penelitian dan uji coba untuk segera menemukan obat penangkal yang ampuh.
Baru-baru ini, tim peneliti dari Universitas Airlangga, Surabaya, mengklaim berhasil mengembangkan sebuah obat Covid-19.
Setelah melakukan berbagai riset dan uji klinis, obat ini diharapkan mampu membantu pemerintah dalam mempercepat penanggulangan penyebaran virus Covid-19.
Melansir dari laman resmi news.unair.ac.id, Senin 15 Juni 2020, berikut ulasan informasi mengenai obat Covid-19 hasil peneliti Indonesia.
Lima Kombinasi Regimen Obat
Tim peneliti Airlangga telah berhasil menemukan lima kombinasi obat. Temuan inii diketahui berasal dari beberapa obat yang telah beredar di pasaran dan berpotensi dalam mengobati pasien COVID-19.
"Temuan itu berupa lima kombinasi regimen obat yang berasal dari obat-obat yang sudah beredar di pasaran dan berpotensi menjadi obat bagi pasien Covid-19," seperti yang tertulis dalam laman tersebut.
Temuan Obat Diumumkan
Dengan didukung oleh Badan Inteligen Nasional (BIN) RI dan BNBP, temuan obat dari tim peneliti Unair diumumkan pada Jumat 12 Juni 2020 di Jakarta. Pengumuman ini dipimpin langsung oleh Kolonel Drs. Sunarwibowo, S.H., M.Hum, elaku Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga. Selain itu, juga dihadiri pula oleh Dr. dr. Purwati, SpPD.
Kemudian, K-PTI FINASIM memaparkan kombinasi obat tersebut terdiri dari:
1. Lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne
2. Lopinavir/ritonavir dengan doxycyline
3. Lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine
4. Hydroxychloroquine dengan azithromicyne
5. Hydroxychloroquine dengan doxycycline
Tidak Diperjual Belikan Bebas
Dr. dr. Purwati, SpPD menjelaskan jika regimen kombinasi obat Covid-19 tidak untuk diperjualbelikan secara bebas.
"Belum diperjualbelikan. Ini kolaborasi antara UNAIR, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), dan juga Badan Intelijen Negara,” pungkas dr Purwati.
Berpotensi Membunuh Virus
Regimen kombinasi obat ini diyakini memiliki potensi serta efektifitas cukup bagus pada daya bunuh virus.
Dosis masing-masing obat juga berbeda dalam kombinasi tersebut. Dikatakan dosis masing-masing yakni 1/5 dan 1/3 lebih kecil dibanding dengan dosis tunggalnya. Sehingga, mampu mengurangi efek toksik bila diberikan sebagai obat tunggal dari obat tersebut.
“Kini sudah ada ratusan obat yang sudah diproduksi dan akan disebarkan kepada rumah sakit yang membutuhkan,” tambahnya.
Adanya Potensi Stem Cell
Tidak hanya regimen kombinasi obat yang ditemukan. Beberapa peneliti UNAIR juga menemukan potensi dalam penelitian stem cell.
Selain itu, Dr. Purwati juga telah menemukan dua formula baru yakni Haematopotic Stem Cells (HSCs) dan Natural Killer (NK) cells.
“Dari hasil uji tantang HSCs ditemukan bahwa setelah 24 jam virus SARS CoV2 isolat Indonesia sudah dapat dieliminasi oleh stem cells tersebut. Sedangkan hasil uji tantang NK cells terhadap virus, setelah 72 jam didapatkan sebagian virus dapat diinaktivasi oleh NK cells tersebut,” paparnya.
Efektif Melawan Virus SARS CoV 2
Maka dari itu, kedua temuan tersebut memiliki potensi serta efektifitas cukup bagus dalam pencegahan dan pengobatan virus SARS CoV 2.
Menurut Dr. Purwati, kedua pengobatan alternatif itu bisa dijadikan rekomendasi bagi para dokter, industri obat hingga masyarakat. Khususnya dalam menangani virus corona Covid-19 secara cepat.
"Dengan demikian keduanya memiliki potensi dan efektifitas yang cukup bagus sebagai pencegahan maupun pengobatan virus SARS CoV 2," seperti yang tertulis dalam unair.ac.id.
UNAIR Terus Dukung Penanganan COVID-19
Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA secara bersamaan juga menjelaskan atas keberhasilan tim peneliti UNAIR di Gedung Management Kampus C UNAIR.
Di hadapan para awak media, Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA juga mengatakan, Universitas Airlangga akan terus mendukung segala upaya dalam mempercepat penanganan virus corona Covid-19 di Indonesia. Menurutnya, hal itu sebagai salah satu bentuk ikhtiar atas pengabdian kepada bangsa dan negara.
“Kami akan mendukung penuh penelitian UNAIR terkait percepatan Covid-19 ini. Semoga ini menjadi langkah baik bagi riset Indonesia dengan untuk membuktikan penelitiannya dalam waktu singkat. Artinya Indonesia mampu jika kita semua bersatu dan melakukan ini bersama-sama,” kata Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA.