[PORTAL-ISLAM.ID] SOLO - Kewajiban bagi penumpang naik kereta api jarak jauh untuk membawa hasil tes kesehatan seperti rapid test membuat biaya perjalanan membengkak.
Untuk perjalanan Solo-Surabaya misalnya, penumpang membutuhkan hampir Rp800.000 guna membeli tiket kereta api dan biaya uji rapid test. Tiket naik kereta api untuk rute itu hanya sekitar Rp300.000. Namun biaya Rapid Test hampir Rp 500 ribu.
Hal itu seperti yang dialami penumpang kereta api rute Solo-Surabaya, Yuanisha Novitasari. Dia tiba di Stasiun Solo Balapan pada Selasa (16/6/2020) sekitar pukul 11.20 WIB. Dia hendak ke Surabaya naik kereta api atau KA Ranggajati yang dijadwalkan berangkat pukul 12.14 WIB.
Sebelum melakukan check in dan masuk ke peron ruang tunggu kereta, ia diarahkan petugas untuk ke meja pemeriksaan terlebih dahulu. Ia kemudian diminta mengeluarkan dokumen berupa hasil rapid test sebagai syarat utama agar bisa menggunakan kereta api.
Setelah diperiksa berkasnya oleh petugas Polsuska Stasiun Solo Balapan dan dinyatakan lolos, ibu satu anak ini diperbolehkan check in.
Check in rampung, ia masih harus diukur suhu tubuhnya oleh petugas lalu diberi face shield yang masih bersegel. Face shield tersebut wajib dipakai selama berada di KA, meski ia pun telah menggunakan masker dan berpakaian panjang sesuai syarat.
“Saya WFH [work form home] sejak pertengahan Maret karena saya ibu menyusui jadi enggak dapat jadwal WFO [work form office]. Sekarang sudah masuk new normal, jadi sudah dipanggil kantor, meski nantinya masih WFH dan masuk dua kali sepekan. Jadi ya harus kembali ke Surabaya,” ujar aparatur sipil negara (ASN) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surabaya Karang Pilang itu saat ditemui Solopos.com, Selasa.
Rapid Test Drive Thru
Yuanisha mengaku sebenarnya berat harus kembali ke Surabaya lantaran ia harus meninggalkan sang anak yang masih berusia 1,5 tahun. Alhasil, sang anak pun dititipkan kedua orang tuanya di Solo karena tak mungkin membawa serta bepergian jauh saat pandemi corona. Sedangkan sang suami bekerja di Samarinda, Kalimantan Timur.
Konsekuensinya, ia pun mesti memenuhi sejumlah syarat agar bisa naik kereta api. Perempuan berjilbab ini melakoni rapid test lewat layanan rapid test drive thru di RS dr. Oen Solo sehari sebelumnya.
“Saya kontak dulu RS-nya untuk atur jadwal kemudian datang ke sana di pos drive thru, darah saya diambil untuk dites, 3 jam kemudian hasilnya sudah keluar yang diberitahukan suratnya via Whatsapp. Biayanya sekitar Rp465.000, memang ada yang lebih rumah di RS lain sekitar Rp350.000, tapi antre banyak. Enggak apa-apa lebih mahal, tapi saya enggak perlu masuk RS dan bertemu banyak orang di masa begini,” paparnya.
Dengan mengantongi hasil rapid test nonreaktif dan surat sehat dari dokter setidaknya menjamin penumpang dalam keadaan sehat saat melakukan perjalanan dengan KA.
“Ini justru emang melindungi penumpang. Kalau yang naik KA terserah tanpa syarat tertentu di masa seperti ini bisa mendatangkan bahaya. Kita kan enggak tahu penumpang sebelahnya kenapa, kalau seperti ini paling tidak KAI menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19,” imbuhnya.[Solopos]