LUPAKAN NEW NORMAL!
Sudah. Lupakan. Hapus istilah menyesatkan itu.
Gantinya apa?
Tidak ada gantinya.
Lalu sekarang gimana sih, Dok Tifa.
Sekarang, Juni sampai dengan Desember, istilah paling tepat adalah: BAHAYA!
Kita harus bagaimana?
Sembunyi di gua masing-masing.
Kalau yang mau ngantor bagaimana?
Bismillah. Semoga Allah menjaga dan melindungi dari marabahaya dan malapetaka.
Pakai masker, hand sanitizer. Dan tidak usah kemana-mana. Kalau perlu meeting dengan klien, pakai
zoom saja.
Rumah-kantor-pulang.
Kalau sekolah bagaimana?
Sekolah tetap jalan. Guru stand by di sekolah atau di rumah tergantung kebijakan sekolah masing-
masing. Murid di rumah dengan laptop dan wifi.
Bagaimana dengan Pesantren?
Jadikan Pesantren sebagai gua yang aman, steril bagi semuanya, layaknya di rumah.
Lockdown Pesantren, kunci gerbang dari pergerakan orang keluar masuk.tidak terima tamu dulu.
Masjid tidak menerima pengunjung dari luar.
Santri masuk, pastikan swab dulu atau PCR test. Semua barang didesinfektan sebelum masuk
pesantren.
Setelah masuk asrama, tidak usah keluar lagi sampai perpulangan.
Orangtua tidak usah menjenguk dulu.
"Tapi, Dok Tif, kan gini gini"
"Tapi, Dok Tif, kan gitu gitu"
Tidak ada tapi-tapian. Kalau masih tapi ini tapi itu, lebih baik anak-anak cuti dulu. Tahun depan baru masuk pesantren lagi.
"Bagaimana dengan Mall, dokter Tifa?"
Punya Mall? Engga kan. Ya sudah biar saja itu urusan Pemerintah dengan yang punya Mall.
Mau buka kek, mau buka tutup kek. Bukan urusan kita.
Tidak usah ke Mall kecuali urgent banget. misal mau mati kalau tidak ke Mall. Ada gitu? Ngga ada kan, makanya ngga usah ke Mall dulu.
"Lho nanti Mall sepi dong? Lalu siapa yang beli dong?"
Saya tanya lagi? Anda yang punya Mall? Engga kan? Napa jadi repot. Mereka para Owner Mall itu lebih tahu dari Anda bagaimana menyelamatkan diri mereka.
Yang ngga tahu itu kan Anda.
Masih mau keluyuran ke Mall?
Itu artinya Anda tidak tahu bagaimana menyelamatkan diri sendiri.
"Sekali lagi, Dok Tif."
Iya, apalagi.
"Kan kata Pemerintah, ada New Normal"
Ya sudah kalau tetep ngeyel. Asal kalau Anda ada gejala Covid, jangan ke Rumah Sakit, kasihan Dokter dan Nakes udah lelaaah banget.
Pergi saja ke Istana, tuh depan Monas. Minta obat dan kalau perlu kamar buat isolasi.
Tidak ada New Normal. Adanya NORMAL!
"Oooh mau dong, Dok"
Ya pasti bakal normal. Kalau Anda semua sepakat masuk gua. Kunci pintu gua baik-baik. Lakukan semua saran saya di atas
"Sampai kapan?"
Desember.
Tapi dalam gua nya, Serentak seragam.
Ingat Quran surah AL KAHFI kan.
Nah dalam enam bulan ke depan. Saatnya kita jadi tujuh pemuda di dalam gua.
Mengunci diri di gua. Janji ngga keluyuran kecuali ke warung tetangga atau tukang sayur atau ke kebun surgawi anda masing-masing buat ambil sayur dan bumbu dapur.
Maka,
Di bulan Januari 2021, kita sama sama keluar dari Gua, lihatlah sekeliling, Hei kemana Corona?
Hilang lenyap. Januari 2021.
dr. Tifauzia Tyassuma
(Medical Doctor, Scientist, Author)
__
*NB: Tambahan dari twit Kwik Kian Gie
BAHASAN TGL. 11 JUNI 2020— Kwik Kian Gie (@kiangiekwik) June 11, 2020
Headline Rakyat Merdeka hari ini “Positif Corona Nambahnya Ribuan”, diteruskan di halaman 8 dengan : “Jokowi : New Normal Tidak Bisa Sembarangan”.
Istilah “New Normal” menyesatkan, karena yang ada adalah “Normal” dan “Abnormal”.
Apalagi dengan bahasa Inggris, rakyat mengertinya sudah normal sepenuhnya. Maka berjubel lagi, bergerombol lagi dan sebagainya.— Kwik Kian Gie (@kiangiekwik) June 11, 2020
Meniru negara-negara maju boleh, tetapi isi kebijakannya dan disiplinnya, jangan istilahnya yang dalam bahasa Inggris pula. Mana rakyat ngarti ?