Bisakah Turun Dalam Dua Minggu?
SEBAGAI warga Surabaya, tentu saja saya berharap bisa. Tapi antara angan-angan dan harapan ada bedanya. Angan-angan lebih bersifat menunggu mukjizat.
Siapapun tahu bahwa cara menurunkan kurva covid-19 itu hanya test, isolate, treat, tracing. Ato paling sederhananya pembatasan mobilitas dilakukan dalam waktu tertentu, deteksi melalui tes masal, obati yang sakit, dan cari orang-orang yang sudah kontak dengan yang positif. Atau PSBB.
Lalu, bagaimana kondisi Jatim? PSBB sudah dicabut. Nyaris tak ada pembatasan sosial. Jika dilakukan tes masif, ya menurut salah seorang dokter, hasilnya akan kejar-kejaran. Treatment? Saya baru saja dapat pesan dari teman saya Nila Nurul Hidayati Rogers. Dia punya teman sedang bingung di Surabaya. Suaminya meninggal, dia kemudian swab dan hasilnya positif juga. Nah ketika tanya tempat isolasi, petugas yang ada malah mempersilakan dia untuk cari sendiri (sayangnya nila belum memberikan detail siapa petugas yang dimaksud).
Lalu bagaimana caranya bisa turun kalo hal-hal yang bisa menurunkan kurva tak ada lagi? Ya berharap mukjizat lah. Moga-moga saja dalam dua minggu ada angin ajaib yang membawa partikel-partikel khusus yang ternyata bisa melenyapkan covid-19. Atau cuaca panas jatim tiba-tiba saja mematikan bagi virus itu.
Ato pake cara curang. Tes masif dihentikan, data orang positif disimpan rapat, dan berita soal orang sembuh di blow up. Tapi, moga-moga bukan cara ini yang dipakai.
Tapi sungguh, saya berharap mukjizat itu ada. Dan angka kurva covid-19 di Jatim benar-benar bisa turun secara for real.
(By Kardono Ano Setyorakhmadi)
[fb]
Bisakah Turun Dalam Dua Minggu? SEBAGAI warga Surabaya, tentu saja saya berharap bisa. Tapi antara angan-angan dan...
Dikirim oleh Kardono Ano Setyorakhmadi pada Kamis, 25 Juni 2020