Oleh: Rendy Saputra
"Jika kita berbahagia dengan apa yang membuat saudara kita berbahagia, maka kita sedang mengantri untuk mendapatkan hal yang sama". - Kiyai Luqmanulhakim Ashabul Yamin -
Dengki. Dosa pertama ummat manusia di bumi ini adalah Dengki. Putra Nabi adam 'alahissalam dengki dengan saudaranya yang lain. Lalu terjadilah pembunuhan. Maka dosa pertama bukanlah pembunuhan, tetapi dengki.
Dengki atau "ghil" ini merambat pada sesama orang beriman. Maka doanya demikian. Minta diajuhkan "ghil" dari sesama orang beriman. Begitu Al Quran mengajarkan.
*****
Jika saudara kita ada yang baru menikah, dan kita masih sendiri, maka sebenarnya kita sedang mengantri untuk mendapatkan jodoh terbaik. InsyaAllah suatu saat akan menikah juga. Karena kita ikut berbahagia dengan kebahagiaan orang lain.
Jika dagangan sahabat kita laris, lalu kita ikut berbahagia, maka insyaAllah suatu hari dagangan kita akan laris juga. Semudah itu rumusnya. Ikut berbahagia atas kebahagiaan orang lain.
Jika sahabat kita ada yang tamasya ke luar negeri, keliling ke tempat-tempat yang indah, dan kita ikut berbahagia, maka insyaAllah kita akan ke tempat itu juga. Mudah banget.
Intinya, apapun yang orang lain capai, dan kita melihatnya, ikutlah berbahagia, ikutlah mendoakan, insyaAllah berkah. Kita akan mendapatkan kebahagiaan yang sama.
*****
Suatu momen saya berada di disebuah grup. Silent reader saja. Nyeletuk seorang anggota grup,
"Eh, si ini kerjasama dengan artis anu lho, bikin brand ini"
Disamber sama anggota grup yang lain,
"Halah, paling cuma musiman, cuma modal tenar, produknya biasa aja".
Sesaat rasanya mau ngedamprat, tapi mudhorotnya jadi lebih besar. Jadi saya diem. Saya tulis disini aja.
Bro sist.. Subhanallah...
Kalo ada sahabat kita yang mencapai sebuah pencapaian, apa salahnya sih doain? Apa salahnya ikut bahagia?
Hadistnya jelas lho, jika kamu mendoakan sesuatu ke saudaramu, maka doa itu akan kembali kepadamu, kata Malaikat "amiin wa laka mitsluhu". Amiien, demikian juga untukmu.
Jadi kalo kita nyeletuk bisnis sodara kita cuma musiman, cuma laku sebentar, paling bentar lagi jatoh, itu celetukan bakal balik ke dirimu sendiri. Bahaya.
Ini lagi Hot. Teman seangkatan saya kuliah di ITB 2004 jadi salah satu direktur di BUMN besar. Ada lagi yang nyeletuk,
"Paling kekuatan politik, kan sebelumnya berhasil jual-jual saham perusahaan dia sendiri ke investor, paling BUMN mau dijual juga".
Astgahfirullah. Gak bisa kah positif dikit? Tentang ini saya tulis khusus ya.
Terlalu banyak kedengkian yang menyelinap di hati. Kadang malah gak terucap. Ini yang bikin hidup kita gak kemana-mana.
"Paling cuma heboh sesaat, paling nanti redup lagi".
"Yah, rame di launching doank, gak pernah kontinu, musiman, launching ke launching".
"Paling itu mobil ngutang, repot di cicilan".
"Yah, itu mah mobil dikasih, modal Muhibbin kasihan sama ustadz aja lah, hidup kok dikasihani".
Terussssss aja dengki... Wakakaka....
Gak akan selesai. Dan itulah hambatan ghaib. itulah mengapa kerja keras terus kok hasilnya minus, karena banyak karat di hati.
*****
Setelah mendapatkan Ilmu dari Kiyai Luqman, Saya pun secara pribadi praktek, hingga mengecek ke relung kesadaran paling dalam. Apalah saya ikut bahagia atau dengki?
Maka saya paksa program ulang lahir batin, kalo ada postingan kawan saya yang dia lagi Happy, saya selalu usahakan tulis.
"Ikut bahagia akuuu..., alhamdulillah, seneng ngeliatnya.. Berkah selalu.."
Dan saya ucapkan lirih, hingga telinga mendengar, hingga hati benar-benar valid ikut bahagia.
Hasilnya.. MasyAllah.. InsyaAllah banyak yang berubah.
Maka malam ini Saya nulis topik ini. Kadang untuk mencapai sesuatu yang besar, rumusnya ternyata mudah banget. Rumus ala kiyai : "ikut bahagia dengan kebahagiaan orang lain".
*****
Punya sahabat. Biarlah menjadi rahasia saja. Pengusaha besar. Kalo saya sebut pasti kenal. Beliau memberi tahu rahasia besar, tentang nama anaknya.
"Nama anakku ini mas, adalah nama toko yang tepat berada didepan kios ku dulu. Waktu kiosku kecil, toko depan ini rame banget, aku kasih nama anakku dengan nama toko yang didepan, biar dapat berkah larisnya".
Hari ini saya tebak net sales semua toko di Indonesia miliknya sudah sentuh 500M per tahun. Lebih mungkin. Sudah gak update lagi.
Bayangin. Toko laris didepan kiosnya. Disaat kiosnya sepi, toko didepan malah laris. Biasanya kita sudah langsung judes, kalo dia nggak, malah ikut bahagia, malah ngasih nama anaknya dengan nama toko didepannya. MasyaAllah.
Belajarlah dari beliau tentang kehebatan hati. Kunci sukses.
*****
Rumus Kiyai mah gampang banget. Itulah enaknya "mondok" walau online.
Mau Umroh? Cukup happy kalo ada temen kita yang umroh. Doain. Ikut seneng.
Mau berhasil jualan online? Doain setiap postingan laris temen kita. Ikut happy.
Mau sakinah sama pasangan terus keliling dunia? Tinggal cari temen kita yang lagi liburan ke luar negeri, terus doain di semua postingannya. Ikut happy. InsyaAllah berangkat mah ente.
Mau punya mobil miliaran? Cari aja temen yang baru beli atau punya mobil bagus, doain, ikut happy, komen aja dj postingannya. Kalo perlu doa juga yang gak keliatan di postingan.
Moga mobilnya bawa taqwa. Moga mobilnya jadi nambah harga diri ummat. Moga hartanya makin berkah. Moga makin dermawan.
Simpel gitu doank mah. Ikut bahagia. Masak gak bisa.
Ya emang kalo gak bisa, curiga "sakit jiwa" sih.... Terluka kalo temen sukses.. Itu kan sakit jiwa.*
*Foto Kiyai Muhammad Nur Hasan, kami memanggilnya Tok Ya, Datok yang selalu Iya, saking positifnya. Sosok support yang berada dibelakang Kiyai Luqman, pendiri sekaligus Muwakif Munzalan Mubarakan. Orang tua yang selalu berada dibalik anak muda.[]