CURHAT DOKTER:
Janji Pemerintah Itu Kami Anggap Cuma Tipu Muslihat
Lama-lama saya jadi kepingin menjawab segala caci maki masyarakat terhadap profesi kami yang dituduh berkonspirasi dan ingin meraup uang dari COVID19/Wuhan Pnemonia virus CoV2.
Saya Zainul, pekerjaan saya dokter bedah di sebuah RSUD. Selama masa pandemi covid ini, saya telah menjalani 4 kali rapid test dan dua kali pemeriksaan swab dan itu saya lakukan atas permintaan sendiri.
Covid19 itu bukan aib dan saya tidak perlu malu.
Kenapa?
Karena saya adalah ahli bedah saluran cerna satu-satunya pada saat ini di provinsi saya. Dan karenanya saya harus menerobos barikade PSBB hampir setiap hari untuk menjangkau pasien-pasien saya. Tidak ada PSBB bagi saya.
Saya juga mempunyai atau merawat pasien rapid test reactive COVID 19, dan asisten 1 saya pernah positif.
Akibatnya, kami, seluruh nakes di kamar bedah itu, secara terbuka menyatakan status kami sebagai ODP dan harus menjalani test karenanya.
Kamar bedah hampir kami tutup pelayanannya.
Sekali lagi, kenapa saya sampai seagresif itu memeriksaan diri saya? Karena saya khawatir kalau saya bisa menularkan virus covid ini tanpa sengaja, walaupun setiap hari pakai masker!! Saya menetapkan standard safety prosedur setinggi mungkin minimal untuk diri saya sendiri. Dan seluruh nakes yang bertugas di RS itu selalu menganggap dirinya ODP sampai terbukti TIDAK.
Tahukah anda, karena ketidak becusan pemerintah ini, sekarang ini transmisi infeksi Covid19 adalah TRANSMISI LOKAL, yang artinya: tanpa perlu kalian pernah ke RRC sana, kalian pasti dicurigai sebagai penderita COVID 19, sampai TERBUKTI TIDAK bila kalian mengakses rumah sakit. Seluruh penduduk yang tinggal di zona merah berpotensi saling menulari.
Ini kebijakan yang lazim diterapkan bila kami menghadapi wabah.
Biar kalian tahu, satu orang saja penderita corona virus yang aktif dan tidak terdeteksi di rumah sakit, bisa mengakibatkan RUMAH SAKIT ITU DITUTUP DAN GAK TAU KAPAN BISA DIFUNGSIKAN LAGI.
Pakai otak kalian.
Kami tidak pernah menggubris segala janji dari presiden penipu itu yg mengatakan akan membayar kami dengan harga tinggi. Kami sudah tidak percaya dengan ocehannya itu karena kredibilitasnya sebagai leader di negeri ini memang sudah hancur begitu.
Janji pemerintah itu kami anggap cuma tipu muslihat.
Tapi okelah, orang sakit harus kami kerjakan dan sampai detik ini, kami tidak pernah menerima sepeserpun dari apa yang kalian namakan sebagai proyek covid19.
Bukannya kami makin makmur, makin tekor iya, pasien kami jadi hilang gara2 pasien covid ini dan RS harus ngos2an membuat kamar2 isolasi. Kalian pikir itu gak pakai duit membuatnya? Duit siapa itu? Duit Jokowi? Itu duit rumah sakit!! Dan duit itu gak tau kapan diganti!!
Terus terang saja, dan kalo mau jujur...kepingin kali kami menolak mentah-mentah untuk merawat pasien covid ini.
Virus ini bukan kami yang panggil supaya berkeliaran kemari dan menginfeksi masyarakat goblok seperti kalian.
Ga ada untungnya sama sekali. Malah bisa-bisa bikin kami mati.
Mati miskin pulak itu...
Cemana gak miskin, wong honor BPJS aja ditunggaki sama rezim tengik ini.
Konon pulak pemerintah ini mau bayar 15 juta perak perbulan untuk kami sebagai honor covid.
Kelen jaga mulut kelen itu ya.
Tolol itu hak azasi memang, tapi gak boleh dipiara.
Dr. Zainul Na'im, Sp.B.KBD.
Ahli Bedah.
NB: Kali ini saya bicara tanpa tedeng aling-aling. Karena menurut saya cuma dengan bahasa yang begini mungkin yang bisa masuk ke otak kalian.
(Sumber: fb)
Lama-lama saya jadi kepingin menjawab segala caci maki masyarakat terhadap profesi kami yang dituduh berkonspirasi dan...
Dikirim oleh Euis Hidayani pada Sabtu, 06 Juni 2020